"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part.19


“Jangan Hanya Mau Menang? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi 


Diaspora Wah untuk Tersejarah

Sebuah naskah biasa tanpa makna berguna, namun menjadi cerita suka duka..
Cerita sebelumnya part. 16: “Nothing is Perfect? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”


Ketika tulisan ini dibuat, aku belum tahu mana persis pemenang hasil pemilihan juara esai nasional dari kementerianku di dema kemarin. Dunia tabulasi data tengah adu keakuratan data. Membandingkan atau berhak memproklamirkan kemenangannya, katanya.
Setelahnya, flashback seketika itu aku jadi teringat kisah seorang anak dari keluarga pas-pasan yang mengikuti sebuah kompetisi balap mobil hasil rakitan sendiri. Si anak, yang hasil rakitannya terbuat dari kayu sederhana dan tampak sangat tidak menarik, ternyata berhasil masuk ke babak final. Lawannya tentu saja mobil-mobil yang lebih gagah dengan ornamen yang menarik.
Sesaat sebelum final dimulai, si bocah ini meminta waktu sebentar, lalu ia berkomat-kamit seperti berdoa. Singkat cerita, banyak orang yang tak mengunggulkannya terhenyak. Mobil sesederhana ini yang ternyata menjadi pemenangnya. Betapa senangnya anak ini.
Ketika piala akan diserahkan, aku bertanya apakah benar kamu tadi berdoa agar Tuhan memberikannya kemenangan? Si bocah menjawab,”Aku memang ingin menang, tapi rasanya tak adil meminta Tuhan mengalahkan orang lain untukku. Jadi aku hanya minta pada Tuhan supaya aku tidak menangis kalau kalah.”

Pembelajaran yang ingin kubagikan adalah bersiap untuk kalah dengan gentle seperti bocah tadi patut menjadi pembelajaran bagi kita. Selendang kekalahan memeluk sahabatnya untuk menjadi lembut hati sekaligus menempanya dengan kualitas-kualitas emasnya akhlak, sekelas rendah hati, sabar, tulus, dan lapang dada. Kita yang terbiasa melatih diri merengkuh kekalahan dengan senyum tulus itulah bakal pemimpin yang sudah tertempa kedalaman jiwanya.
“Pada titik inilah, sungguh aku masih perlu banyak harus belajar.” Senyum simpulku

 “Dunia tabulasi data tengah adu keakuratan data, sementara kita masih tengah adu kata  tak bermakna.” – Aris Rasyid Setiadi

  

Komentar

Postingan Populer