"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 20
“Legowo? Aah Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika
satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan
itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid
Setiadi
Sebuah naskah biasa tanpa makna berguna, namun menjadi cerita suka duka..
Cerita sebelumnya part. 2: “Ketika
Kita Terjatuh? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 3: “Hari
Ini Cukup Baperan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 4: “Pagi
Malu Tuk Menampakkan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 5: “Terburuk
di Saat Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 6: “Sisi
Penerimaan tak Berada? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 7: “Awal
Narasi 'Kado' Tuhan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 8: “Kau
Terlalu Maha Santuy? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 9: “Ceritaku Tak Lagi Menyapa? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 10: “1642 Hariku Terjarah? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 11: “Pejuang Ketidakpastian? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 12: “Elegansi Diri? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 13: “Asertif Hanya Cara? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 14: “Tirani Mayoritanisme? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja"
Cerita sebelumnya part. 15: “Aksa Simpul? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja"
Cerita sebelumnya part. 16: “Nothing is Perfect? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 17: “A-Frame Manusia 3 in 1? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 18:“Menyoal Diri Yang Unik? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 19: “Jangan Hanya Mau Menang? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”Cerita sebelumnya part. 18:“Menyoal Diri Yang Unik? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Muhasabah, kelak
kita akan mengetahui kekurangan dari cara maupun isi nasihat yang kita
sampaikan dan terima. Ikhlas dan tidak akan berpikir bagaimana reaksinya.
Mungkin
kita pernah menasihati seseorang, tapi ia malah justru marah dan memutuskan
tali pertemanan. Ya, kadang memang sebuah nasihat bisa menimbulkan berbagai
reaksi. Ada yang berterima kasih dan merasa senang, ada pula yang merasa tak
suka. Di mana salahnya jika ada yang suka diberi nasihat?
Menerima dengan
Legowo?
Catatan penting ketika dinasehati dengan cara yang tak menyenangkan :
Pertama, tentunya kita harus bersyukur masih ada seseorang
yang memedulikan kita. Kedua, ikhlas
menerima apapun yang disampaikan. “Jadikanlah hal tersebut sebagai ilmu dan
pengalaman.” katanya. Ketiga, harus tsiwah mutabadilah.” Apa itu? Kita harus
percaya dia yang menasehati kita itu ikhlas, punya niat baik. Dan kita percaya
bahwa dia tidak ada niat apa-apa kecuali untuk kebaikan. Terakhir, yakinlah bahwa apapun yang dia sampaikan, tetap ada
manfaatnya, benar ataupun tidak. Yakinlah ketika kita menerima dan bersyukur
atas sebuah nasihat, Allah akan akan menambah izzah kita.
Mari saling menasehati, saling berlapang hati.
“Tidak ada orang
yang menjadi terhina karena menerima nasihat. Justru kita akan menjadi semakin
baik, paling tidak berusaha untuk menjadi lebih baik.” - Anonim
Komentar
Posting Komentar