Kanal Progresif: Menggapai Damai Dengan Istighfar



“Melebur Dosa Kecil”
“Jadi seberapa sering kita beristighfar setiap hari?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi



Dosa kecil bukan untuk diremehkan, justru sebagai pengingat akan adanya jutaan jebakan kerikil di jalan kehidupan yang bisa membuat kita terperosok dan jatuh ke dalam lubang dosa besar.

Jangan Ada Niat Untuk Maksiat
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia alhasil sering lalai, padahal ulama berkata, “Tidak ada dosa besar yang bisa terhapus hanya dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil bila dilakukan terus-menerus.” Artinya, kita tidak boleh sekali-kali meremehkan dosa kecil, dan harus ada niat untuk tidak mengulanginya.” katanya.
            
 Dengan Istighfar?
Sungguh, kita membutuhkan istighfar bukan hanya untuk meminta pengampunan, tapi jauh lebih luas dari itu. Kemalasan beristighfar akan melunturkan keislaman kia, menjauhkan kita dari Allah, dan mempersempit jalan keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Lebih jauh lagi muncul benih kesombongan dari diri kita. Hati menjadi hitam dan keras, bahkan lebih keras dari batu, sulit menerima nasihat dan peringatan, tidak sensitif karena dibacakan ayat-ayat Allah, tidak pernah menangis karena takut akan dosa-dosanya, dan tidak takut dengan azab Allah. Istighfar..
Kita harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. “Jangan sampai kita seperti orang fujur yang menganggap dosa hanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya.” katanya.

Komentar

Postingan Populer