Kanal Progresif: Mengenal Apa Itu Dakwah Kultural



“Belajar Strategi Dakwah Kultural”
“Jadilah hallu al-qadhaya al-ijtima’iyah”
Oleh Aris Rasyid Setiadi




            Sirah Nabawiyah? Ketika kabilah-kabilah di Mekkah nyaris bentrok akibat tidak menemukan kesepakatan dalam peletakan Hajar Aswad, Nabi Muhammad saw tampil sebagai problem solver bagi mereka. Masalah selesai tanpa konflik dan mereka semua puas dengan solusi yang diberikan Nabi saw. Apa hasilnya? Tokoh-tokoh dan masyarakat Mekkah menggelari Nabi Muhammad saw sebagai al-amin. Sebuah pengakuan dan penghargaan sosial yang sangat mahal.

Dakwah Kultural dari yang mendasar sampai anti-mainstream
Yang paling mendasar atau hal klasik atau hal yang biasa dilakukan dalam wacana aksi sosial ialah metode kedermawanan (charity), yaitu membantu pengentasan problem masyarakat dengan pendekatan pelayanan kebaikan secara cuma-Cuma.
Contohnya, bantuan pangan, bakti sosial, pelayanan kesehatan, santunan yatim-piatu, dan sejenisnya. Metode ini berguna untuk membangun kontak dan simpati masyarakat terhadap dakwah. Dan menyoal kelemahannya adalah dengan metode ini belum tentu memecahkan problem sosial secara tuntas, kadangkala malah membuat masyarakat menjadi ‘manja’.

            Metode kedua adalah Metode Pembangunan Komunitas
Metode lainnya adalah pembangunan komunitas (community development). Cara ini berpijak pada prinsip pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan mandiri dalam skala komunitas. Di sini, dakwah memberikan bimbingan dan fasilitas kepada suatu komunitas untuk memberdayakan dan mengembangkan kehidupan sosial-ekonominya, sampai akhirnya mereka bisa berjalan sendiri.
Misalnya, program pengelola dana zakat untuk proyek pemberdayaan usaha pertanian. Disitu kita memberikan penyuluhan, fasilitas, bimbingan, dan supervisi tentang usaha pertanian di suatu komunitas.

            Metode ketiga adalah Metode Advokasi
Metode advokasi berangkat dari asumsi kita bahwa banyak problem sosial muncul dari adanya ketidakadilan. Entah itu di bidang ekonomi, hukum, politik dan lainnya. Agar masyarakat mampu mengembangkan dirinya, maka dibutuhkan iklim yang namanya keadilan dari pihak penguasa atau kekuatan-kekuatan struktural lainnya.
Misalnya masalah upah buruh, hak-hak pekerja wanita dan anak, lahan atau tanah, dan lain sebagainya. Di sini dakwah berperan melakukan advokasi atas nama warga masyarakat untuk mendapatkan hak-haknya secara layak.
Metode advokasi umumnya dijalankan oleh berbagai asosiasi independen yang ada di bidang bidang kerja tertentu. Misalnya asosiasi tentang hak-hak konsumen, asosiasi tentang hak-hak khalayak atas media massa, asosiasi tentang perlindungan pekerja wanita dan anak, dan lain sebagainya. Maka menjadi sangatlah penting, berbagai lembaga yang dikelola aktivis dakwah diarahkan untuk fokus pada bidang-bidang yang spesifik.

Metode yang anti-mainstream adalah Metode Agregasi Politik
Metode agregasi politik bukan agresi politik yaa, hehe chaos nanti. Naah metode agregasi ialah upaya untuk mendorong lahirnya kebijakan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang memihak kepada kepentingan rakyat. Umumnya fungsi ini dilakukan oleh partai politik lewat lembagai legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Problem-problem kemmasyarakatan diidentifikasi dengan pendekatan sistem dan kemudian ditindaklanjuti dengan solusi legal.
Misalnya untuk mengatasi problem waktu sore anak-anak yang sulit dialokasikan untuk aktivitas belajar di rumah, maka dijawab dengan produk kebijakan melalui undang-undang atau peraturan tentang jam belajar warga, peraturan tentang program siaran TV pada jam belajar, dan lain sebagainya.
Di lain sisi dalam konteks otonomi daerah di mana proses pembangunan masyarakat fokus pada daerah tingkat dua, dakwah akan lebih mudah mengidentifikasi problem masyarakat dan melakukan agregasi politik pada tingkat lokal. Sehingga sangat mungkin dinamika aktivitas politik dakwah tingkat lokal lebih intensif daripada tingkat provinsi atau nasional.

Komentar

Postingan Populer