Ini Ceritaku, Mana Ceritamu?? Part. 4



“Menyemai Cinta Ikatan”
“Temuilah titik kenyamananmu di Ikatan, selanjutnya Kembangkan dengan baik karena itulah titik terbaikmu untuk berproses.”
Oleh Aris Rasyid Setiadi




Tertanggal 14 Desember 2019 tercatat dan kondisi di luar dari yang panas sampai yang berakhir hujan gerimis berganti hujan deras. Tak sudah terasa hampir 3 bulan ini berjalan setelah dilantik, kini masuk dalam forum santuy yang terkedok forum bernama evaluasi kepengurusan. Haha eeh
Bingo! Benar, kenapa hal sekecil begini tidak pernah terpikirkan olehku? Oh, ternyata mempunyai sahabat seperjuangan seperti kalian memang lucu.
Dan banyak poin pembelajaran yang merupakan kebutuhan setiap orang. Terlebih satu poin yang krusial adalah sejauh manakah kamu nyaman denganku? Misal. hehe
Orang yang nyaman dengan kita, tentu akan menyukai kita. Perasaan nyaman adalah kebutuhan setiap orang. Orang yang tidak merasa nyaman dengan orang lain, biasanya akan malu bahkan menjauhi. Membuat orang lain merasa nyaman adalah hal pokok dalam sebuah pergaulan sebab akan menjamin kelanggengannya. Toleransi juga merupakan salah satu bentuk kenyamanan antarsesama. Semakin kita membuat orang merasa nyaman, maka semakin banyak teman yang menghampiri.
Efeknya seperti apakah? Ke mana pun dan di mana pun berada, jika mampu membuat orang nyaman, maka keberadaan kita akan mudah diterima orang lain
Pikirku tersenyum ”Cinta itu adalah kebebasan dan kenyamanan. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?”
Temaram lampu cafe itu tersenyum lebar dan menangkupkan kedua pijarnya ke depan mata.  Mataku terbelalak kaget. Alhasil selembar cerita terbuka di udara cafe ini dengan spesialnya. Seakan aku menjadi orang paling beruntung sedunia akhirat karena telah mendapatkan pencerahan tahu bulat ini. Tapi, ini apa?
Ketika itu ada yang menepuk lamunanku secara halus, seakan tidak mau menghancurkan aliran fikiranku yang telah menemukan pencerahan ini. Aku menolehkan kepala ke belakang dan tidak percaya. Teori mengatakan setiap individu memiliki sisi kelembutan yang secara alamiah ada di dalam diri. Kata-kata kelembutan seolah-olah diidentikkan dengan perempuan, namun akupun memiliki sisi kelembutan. Sedelapan? Haha aah entahlah lupakan saja, itu hanya humor recehku saja.
Lanjutt... Cahaya lampu cafe itu tersenyum manis lebar dan menyampaikan sejarah lampau dari Konfusius “Segala sesuatu memiliki keindahan, tetapi tidak semua orang melihatnya.”
“Kenapa kau ris? Tak baik kuliat wajah kau itu. Kusut masai,” kata tersiratnya.
“Ah nggak apa-apa kok.” Elakku
Biarlah aku saja yang merasakan masalahku di luar, jangan sampai orang lain mengetahuinya, hanya akan menyusahkan orang lain. Pikirku.

Pada intinya tak bosan yang ingin kusampaikan dari 5 bahkan 6 jam ini ketika di tambah sesi curhat tentang dunia cerita cinta adalah “Terima kasih banyak atas kerelaan, tenaga, pikiran, waktu dan hal lainnya yang tak bisa kusebutkan untuk kalian adik-adikku, dan yang terpenting juga adalah bagaimana cara kita menjalani dengan baik apa yang sudah diamanahkan, diberikan dan dibersamai. Carilah pengalaman-pengalaman dimanapun, belajar tetap sederhana. Walaupun mungkin merasa belum pantas maka pantaskanlah karena memang kita orang terpilih yang dirasa mau dan mampu untuk mengisi pos-pos yang Tuhan berikan.” (2)

            Jadi, yang “didapat” adalah apa yang ditakdirkan. Belajarlah dengan sebaik mungkin, bagi mereka yang mau belajar, bukan sekedar menggugurkan kewajiban.”




“Kami mempercayai kekuatan kami, tanpa menyombongkan itu dan kita menghormati orang lain, tanpa takut itu.’”



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer