"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 21
“Melebur
Dosa Kecil? Aah Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika
satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan
itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid
Setiadi
Cerita sebelumnya part. 2: “Ketika
Kita Terjatuh? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 3: “Hari
Ini Cukup Baperan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 4: “Pagi
Malu Tuk Menampakkan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 5: “Terburuk
di Saat Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 6: “Sisi
Penerimaan tak Berada? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 7: “Awal
Narasi 'Kado' Tuhan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 8: “Kau
Terlalu Maha Santuy? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 9: “Ceritaku Tak Lagi Menyapa? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 10: “1642 Hariku Terjarah? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 11: “Pejuang Ketidakpastian? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 12: “Elegansi Diri? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 13: “Asertif Hanya Cara? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 14: “Tirani Mayoritanisme? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja"
Cerita sebelumnya part. 15: “Aksa Simpul? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja"
Cerita sebelumnya part. 16: “Nothing is Perfect? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 17: “A-Frame Manusia 3 in 1? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 18:“Menyoal Diri Yang Unik? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 19: “Jangan Hanya Mau Menang? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”Cerita sebelumnya part. 18:“Menyoal Diri Yang Unik? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 20: “Legowo? Aah Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Dosa kecil bukan
untuk diremehkan, justru sebagai pengingat akan adanya jutaan jebakan kerikil
di jalan kehidupan yang bisa membuat kita terperosok dan jatuh ke dalam lubang
dosa besar.
Jangan ada niat
maksiat
Kita sering lalai, padahal ulama berkata, “Tidak ada
dosa besar yang bisa terhapus hanya dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil
bila dilakukan terus-menerus.” Artinya, kita tidak boleh sekali-kali meremehkan
dosa kecil, dan harus ada niat untuk tidak mengulanginya.” Katanya.
Dengan Istighfar?
Sungguh, kita membutuhkan istighfar bukan hanya
untuk meminta pengampunan, tapi jauh lebih luas dari itu. Kemalasan
beristighfar akan melunturkan keislaman kia, menjauhkan kita dari Allah, dan
mempersempit jalan keluar dari masalah-masalah yang kita hadapi. Lebih jauh
lagi muncul benih kesombongan dari diri kita. Hati menjadi hitam dan keras,
bahkan lebih keras dari batu, sulit menerima nasihat dan peringatan, tidak
sensitif karena dibacakan ayat-ayat Allah, tidak pernah menangis karena takut
akan dosa-dosanya, dan tidak takut dengan azab Allah. Istighfar..
Kita harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. “Jangan
sampai kita seperti orang fujur yang
menganggap dosa hanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya,” katanya.
“Jadi seberapa
sering kita beristighfar setiap hari?”
Komentar
Posting Komentar