"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 5



“Terburuk di Saat Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja” 

“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi




Sebuah naskah biasa tanpa makna berguna, namun menjadi cerita suka duka..
Cerita sebelumnya part. 1: "Menjalani Dengan atau Tanpa Senyuman?"
 
            Hujan tak berhenti? Hujan-hujanan begitu indah yang berujung sakit? Aah Entahlah.. Oke Lupakan Saja.
            Hari yang tak membuatku tersenyum lebar pada akhirnya, yang awalnya tersenyum semangat dan mengkhayal dunia akan begitu indah sampai senja berakhir. Begitu menjadi terbaik dalam terpuruk.

“Terburuk di saat Terpuruk?”
 “Hujan datang terus seolah dunia khayal baik tak mau bersahabat”
“Aah entahlah”
“Oke, lupakan saja lagi, lagi dan lagi...”

            Hari ini sudah tiga hari melewati keterburukan hari, seperempat hati mencoba menyatukan raga dan hati, banyak sisi mencoba berdamai diri, dibalut senja yang ditemani hujan dengan penuh syahdu melewati detik hari-hari. .
            Tatkala kekecewaan berujung kebahagiaan, atau sebaliknya. Apakah itu benar atau bisik kesesatan belaka?
Pembelajaran hari ini adalah cobalah melihat lebih secara mendalam apa yang memang harus dilihat, dengan itulah akan menjadi yang seharusnya terjadi, setelah itu hadir, lebihlah menjadi, bukan bersedih karena tertekan diri.
            Tekanan dari luar diri akan menjadi siksa nurani, terlebih bagi kita yang belum bisa mengelola emosi. Belajarlah dan belajar, terus belajar lebih, maka memang itulah hakikatnya kita lahir dan hidup di dunia yang fana ini.

Konteks atau teks?

Cobalah merumuskan sendiri kata itu. Kita akan memunculkan rumusan yang berbeda, tergantung pada pengalaman pribadi dan cara pandang terhadap dunia. Beberapa rumusan mungkin memiliki kemiripan, tetapi akan sedikit berbeda.
            Konteks adalah sebuah rahim dari teks. Disitu lahir pemahaman akan sebuah hal dalam berbagai sudut pandang pembaca. Mari mulai sedikit geser tentang pola pemikiran tentang sesuatu yang kita pikirkan. Terkadang hanya memahami secara teks, belum secara kontekstual.
            Cobalah lihat dari sisi konstekstual yang baru, begitupun kata teks itu sendiri, karena itulah kita akan menemukan hal baru dari sudut pandang terkecil sampai terbesar pun.
            Jadi, “pemahaman” adalah apa yang Kita rumuskan sendiri. Hal itu adalah realita Kita, pilihan Kita. Jadi, tolong, pilihlah dengan bijak. Termasuk dalam memandang sesuatu baik secara teks dan kontekstual.

“ Persoalannya, katanya ’Apakah kita bisa melihat sesuatu yang baru dalam sesuatu yang lama.’”


Komentar

Postingan Populer