"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 14

“Tirani Mayoritanisme? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja” 

“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi 



Sebuah naskah biasa tanpa makna berguna, namun menjadi cerita suka duka..

Problem terbesar relasi...?

Berkembangnya hidup melahirkan kelompok mayoritas, dalam suprasistem itulah kelompok inilah bisa dengan kekuatan massa dan posisi tawarnya akan melakukan tindakan pengucilan atau exclution terhadap kaum minoritas yang mempunyai sistem kepercayaan yang tidak sepaham dengan pandangan arus utama tadi.
Dampaknya terhadap demokrasi kita sudah mengalami berkali-kali, akan menjadi hal buruk bagi yang namanya relasi keberagaman dan dalam praktik demokrasi itu sendiri, yang katanya musyawarah mufakat tersebut. Misalnya saja bisa saja dengan menggunakan teks-teks atau aturan sosial, kelompok mayoritas tidak segan melakukan tindakan represif terhadap kelompok minoritas tadi.

Mengaitkan dan mengatakan menjadi seperti apa tindak lanjutnya? 

Perlu ‘geleng-geleng’ atau tetap bermain? Bermain (terus) itu pilihan individu-kolektif agar satu alur. Perlu ‘geleng-geleng’ untuk wahana pembelajaran berkembang ke depan.
Pembelajaran hari ini adalah bagaimana kita perlu belajar kembali untuk memahami bagaimana sistem tirani mayoritanisme ini berada dan berjalan, aturan main di ruang publik semakin terdengar, bahkan patologi sosial-keberagaman menjadi terancam bubar, benar-benar bahaya bukan?
Pernah mendengar atau minimal mengetahui bahwa setiap tanggal 16 November itu dunia memperingati Hari Toleransi Internasional? Apa yang dituju? Yakni urgensi atau kepentingan mendasar toleransi untuk terciptanya perdamaian dunia. Namun apakah berhasil di negeri demokrasi ini? aku rasa kita bisa menilainya sendiri kawan.
Terlebih kini kita bisa melihat ketimpangan sosial yang ada di berbagai lini sektor kehidupan semakin terjerat, ekonomi terkesan kurang berkembang, bahkan di desa sendiri apakah ada perkembangan?
Koridor-koridor pelaksana pendiri baru kini menjadi relevansi penyubur kebahagiaan. Berdamai antar sistem memang aga susah. Terlebih ekspresi sosial yang homogen muncul dilatarbelakangi oleh kesadaran komunal, fakta ini menjadi teori ‘baru’ bahwa sistem ini akan bertahan jikalau tata kehidupan sosial-politik yang ada sampai kapanpun.
Wacana Kosmpolitan marilah kita sukseskan, dengan konteks Indonesia yang multi keberagaman!!

 “Kita perlu memahamkan spirit keberagaman, bukan spirit kecemburuan.”

Komentar

Postingan Populer