"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 16
“Nothing is Perfect? Aahh
Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika
satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan
itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Cerita sebelumnya part. 2: “Ketika
Kita Terjatuh? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 3: “Hari
Ini Cukup Baperan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 4: “Pagi
Malu Tuk Menampakkan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 5: “Terburuk
di Saat Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 6: “Sisi
Penerimaan tak Berada? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 7: “Awal
Narasi 'Kado' Tuhan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 8: “Kau
Terlalu Maha Santuy? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 9: “Ceritaku Tak Lagi Menyapa? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 10: “1642 Hariku Terjarah? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 11: “Pejuang Ketidakpastian? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 12: “Elegansi Diri? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 13: “Asertif Hanya Cara? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 14: “Tirani Mayoritanisme? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja"
Cerita sebelumnya part. 15: “Aksa Simpul? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Kabar bahagia sekaligus
peringatan akan diri adalah tentang bagaimana kita mampu menganalisis kekuatan
dan kelemahan akan diri sendiri. Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan,
tidak ada manusia yang sempurna. Kita memiliki kelemahan ibarat sebuah
rintangan yang berguna sebagai pembuktian di mana manusia sanggup atau tidak
melewati rintangan tersebut. Untuk melewati rintangan tersebut tentu diperlukan
kekuatan yang berguna untuk menetralkan kekurangan itu.
Namun, kadang kita tidak menyadari bahwa potensi kekuatan diri
setiap manusia cukup besar.
Dengan menganalisis kelemahan
dan kekuatan, diharapkan kita mampu memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan
lebih antisipatif terhadap kelemahan yang bisa menjadi ancaman.
Misalkan, dalam sebuah perang
ada seorang jenderal yang tidak mahir dalam memainkan senjata (baca:
kelemahan). Namun, jenderal tersebut adalah ahli strategi (baca: kelebihan)
sehingga setiap perang ia selalu menang.
Nah, dari contoh diatas bisa
disimpulkan bahwa kelemahan bisa ditutupi dengan kekuatan. Kelemahan akan
tertutupi jika kekuatan yang dimiliki terbukti lebih dominan. Oleh sebab itu,
menganalisis kelemahan dan kekuatan adalah hal pokok sebelum melakukan sesuatu.
Karena sejatinya kelebihan dan
kelemahan itulah hanya tugas dan cerita dari proses yang kita jalani dan
bersamai. Tentunya bersama Tuhan.
Dan cobalah buat 10 kebihan
dan kelemahan dari diri kita, itu akan menjadi pengingat kita dan tolak ukur
dalam sebuah perkembangan hidup. Percayalah, karena akupun melakukan dan merasakannya kawan.
“Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, Orang
yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.” – Winston Churchill
Komentar
Posting Komentar