"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 8
“Kau Terlalu Maha Santuy?
Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan
masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Sebuah naskah biasa tanpa makna berguna, namun menjadi
cerita suka duka..
Cerita
sebelumnya part. 2: “Ketika Kita
Terjatuh? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita
sebelumnya part. 3: “Hari Ini Cukup
Baperan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita
sebelumnya part. 4: “Pagi Malu Tuk
Menampakkan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita
sebelumnya part. 5: “Terburuk di Saat
Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita
sebelumnya part. 6: “Sisi Penerimaan
tak Berada? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita
sebelumnya part. 7: “Awal Narasi 'Kado' Tuhan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Hari kamis yang cukup panas dan indah,
tak bisa dipungkiri rutinitas yang cukup padat membuat pikiran dan raga harus
disortir sedemikian rupa, di sisi lain rasa semangat dan menenggelamkan ego harus dilakukan karena sudah
terlampau jauh membelok kiri atau kanan bahkan putar balik, melihat kawan
seperjuangan berlari di luar dengan riang ‘mumet’ gembiranya dalam dunia baru,
sementara aku yang polos ini masih berada di dalam sembari berjalan pelan yang
diambang keraguan namun tetap kujalankan agar sampai tujuan.
Begitu lucunya ketika pagi datang dan masih terlelap sedangkan para
pahlawan sudah berada di luar untuk memberi cinta untuk kita disini, sejauh
manakah melangkahmu itu? Hal-hal kecil setiap hari kita jumpai, tamparan keras
setiap hari seolah tak menyadarkan, dibalik itu Tuhan menitipkan sesuatu yang
mungkin harus kita renungi, sebuah hakikat kehidupan, sebuah perjuangan, sebuah
rasa kasih sayang, sebuah rasa rela berkorban, nyatanya telah diberikan. Tidak
mengenal umur senja, tidak mengenal rasa lelah (lagi) dan terlihat senang
bahagia walau nyatanya penuh duka dan luka (dan lagi).
Ya! Aku tak perlu lagi bercerita karena kau paham
siapa dia..
Dustamu itu terlalu jauh, namun Tuhan masih menyayangimu, sebelum jauh
lagi. Berhentilah sejenak dan menangislah, coba terakhir kapan kita menangis? Satu
bulan yang lalu atau mungkin satu tahun yang lalu? Sudah lama bukan?? maka menangislah
saja tak apa kawan, karena air matamu itu sebuah rasa kejujuran dari hati yang
paling dalam.
Ibarat analogi atau permisalan sebuah dinding yang keras akan menghasilkan
tatanan bangunan yang kuat, begitu saja keberhasilan, tekad dan semangat yang
keras akan menghasilkan apa yang ditujukan. Semudah itu teorinya, untuk
faktanya itu tergantung bagaimana berproses diri kita, mau mudah atau sulit,
mau dipermudah atau dipersulit itu pilihan. Cobalah saja yang mudah, pasti kita
akan tetap berjalan walau pahit yang didapat namun pastikan pahit itu bagian
dari proses menuju yang diinginkan.
Kucoba mantapkan lagi, belajar lagi, dan menerima kenyataan bahwa
perjuangan memang titik kemenangan. Progress,
ya harus ada progress, itu ris!!
“’Tuhan selalu mengunjungimu, namun kau tak selalu dirumah”
Komentar
Posting Komentar