"Enjoy Your Life Aja Dehh..." Part. 12
“Elegansi Diri? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
“Jika
satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan
itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Cerita sebelumnya part. 2: “Ketika
Kita Terjatuh? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 3: “Hari
Ini Cukup Baperan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 4: “Pagi
Malu Tuk Menampakkan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 5: “Terburuk
di Saat Terpuruk? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 6: “Sisi
Penerimaan tak Berada? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 7: “Awal
Narasi 'Kado' Tuhan? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 8: “Kau
Terlalu Maha Santuy? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 9: “Ceritaku Tak Lagi Menyapa? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Cerita sebelumnya part. 10: “1642 Hariku Terjarah? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”Cerita sebelumnya part. 11: “Pejuang Ketidakpastian? Aahh Entahlah.. Oke Lupakan Saja”
Hari
yang cukup indah, diakhiri dengan lukisan merah merona di kala senja yang
kembali hadir. Begitu pula dengan satu tugas yang sudah kulaksanakan siang ini.
Ya tugas mudah memang, namun senang saja aku rasa.
Di satu waktu, di suatu momen siang
ini aku melihat segerombolan anak muda dalam forumnya dengan begitu
menggebu-nggebu, semangat, bahkan sedikit tak terkendali dalam menyampaikan dan
berbicara. Itu hal yang membuat orang sekitar menjadi sedikit terganggu, pernah
merasakan?
Perlu dikurangi atau tetap
diatur? Tergantung pribadi itu sendiri.
Pembelajaran hari ini adalah
bagaimana kita mau dan mampu untuk diam, tenang, dan terkendali. Adakalanya
masalah bisa diselesaikan dengan diam saja. Adakalanya pula masalah dapat
diselesaikan dengan ketenangan. Diam dan tenang bukan berarti tanpa berusaha,
tetapi diam dan tenang bisa diartikan sebagai bentuk pengendalian diri.
Kita akan lebih menghargai orang
pendiam dan tenang daripada orang yang banyak omong dan mudah naik pitam. Diam,
tenang, dan terkendali di sini berarti menungu saat yang tepat untuk kemudian
bergerak teratur menuju arah dan penyelesaian masalah secara benar. Misalkan
saat orang lain marah pada kita dan berkata macam-macam, sebaiknya kita tetap
diam dan tenang. Dan momen ini adalah momen saatnya untuk berpikir, apakah
benar tuduhan orang yang marah-marah tersebut? Apabila benar, maka bisa
dijadikan bahan koreksi diri. Namun, jika tuduhan tersebut salah, segeralah
meluruskan hal sepatutnya diluruskan.
Diam, tenang dan terkendali
saat tidak mengerti? Bukan hanya di dalam pekerjaan atau tugas kita, namun
dalam berproses di organisasi atau akademis pun demikian.
Jika seperti itu maka bisa
dipastikan hari kita akan berakhir dengan indah dan senyuman menghiasi wajah
cantik atau tampanmu itu kawan. Lakukanlah, mulai hari ini dan esok, sampai
dunia tahu kau seorang yang hebat dalam berkawan!!
“’Topan kekuasaannya berasal dari pusat
tenang. Begitu pula manusia.” – Norman Vincent Peale
Komentar
Posting Komentar