Pemimpin atau Pemimpi (n) ?


”Kepemimpinan? Bukan Sekedar Jabatan Atau Yang Dibanggakan”

Percayalah Anda bisa dan Anda setengah jalan di sana.
Oleh Aris Rasyid Setiadi

"Seseorang dapat berteduh pada hari ini, karena seseorang menanam pohon di masa lalu.” – Warren Buffet

Kepemimpinan sudah sewajarnya menempati prioritas utama dalam pembangunan kemasyarakatanan. Seluruh lembaga dan elemen yang ada harus memainkan peranan itu, termasuk dalam hal ini organisasi. Tongkat estafet pembangunan karakter bangsa dan negara ini akan terus berganti dari masa ke masa, seiring dengan pergantian generasi. Oleh sebab itu, dibutuh sosok generasi yang tangguh dan ulet untuk mengemban amanah besar ini. Pemuda, dengan segala kelebihan dan keistimewaannya sangat diharapkan untuk dapat memainkan peran yang lebih menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Dan kepemimpinan disini sangat penting dalam mewujudkan itu.
Kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga, pemimpin dapat didefinsikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk memahami perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin yang menggunakan pengaruh untuk memperjelas tujuan organisasi bagi anggota yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan dan menciptakan budaya produktif dalam organisasi.
Pada dasarnya kepemimpinan itu melibatkan empat aspek, yaitu pengikut (followers), perbedaan kekuasaan (distribution of powers) antara pemimpin dan pengikut, penngunaan kekuasaan untuk memengaruhi (power to influence), dan nilai yang di bangun (leadership value).
  1. Pengikut adalah orang orang yang mengikuti para pemimpin, atau orang–orang yang diberi perintah atau dipengaruhi oleh pemimpin untuk melaksanakan sesuatu.
  2. Perbedaan kekuasaan, adanya perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara pemimpin dan pengikut, antara atasan dan bawahan dan perbedaan kekuasaan diantara keduanya.
  3. Penggunaan kekuasaan untuk konsekuensi logis bahwa pemimpin memiliki kekuasaan lebih untuk dapat memengaruhi para pengikut atau pegawainya.
  4. Nilai yang dibangun, pemimpin juga perlu memahami bahwa dirinya bukan sekedar berkuasa, akan tetapi perlu mendorong terwujudnya suatu nilai positif yang dapat memberikan perubahan positif kepada semua anggota organisasi.
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat terpisahkan.
Dan terkait dengan fungsi dari kepemimpinan itu sendiri ada dua  aspek, aspek ini terkait dengan fungsi-fungsi yang akan mendukung tercapainya tim yang efektif sehingga manajemen dapat dijalankan secara efektif dalam mencapai tujuan. Fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (Tax-related functions) dan fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok (group-maintenance functions). Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar- persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Hal-hal yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah bisa memotivasi diri, kemampuan berbicara dimuka umum, pemahaman teknik, kemampuan memecahkan masalah, transfer pengetahuan kepada bawahan, memotivasi bawahan, mengenali karakteristik bawahan, keinginan mengetahui perkembangan, keinginan melakukan perubahan atau perbaikan, sikap mental dan citra diri. Setelahnya kepemimpinan yang efektif itu bisa diukur dari mampu memutuskan atau memecahkan masalah, mampu merencanakan atau menetapkan prioritas, mampu memotivasi, mampu berkomunikasi, mampu melakukan presentasi atau pidato, mampu mengajar atau menstranfer pengetahuan, mampu menangani konflik dan mampu membimbing.
Dalam dimensi moral kepemimpinan, akhlak seorang muslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, apabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala.

Kini pandangan kita sepakat terhadap pemimpin sejatinya adalah minimal bagaimana kita mampu mengatur atau memimpin diri sendiri, misal dalam manajemen waktu, manajemen kuliah, organisasi, pondok atau hal yang lain. Terlebih ketika sudah diberi amanah dalam berbagai aspek, disitulah kita bisa belajar lebih bagaimana arti pemimpin itu sendiri, bahkan bukan sekedar pemimpin melainkan kepemimpinan dalam segala hal yang ada dalam konteks luas. Mulailah berpikir apa yang dapat kita lakukan kepada orang lain. Tidak secara spesifik mungkin, tetapi kepada orang – orang yang ada di dalam komunitas kita. Atau apapun yang terlintas dipikiran dan  percaya itu dapat membantu mereka. Ini tentang bagaimana cara agar hidup kita berdampak selamanya kepada mereka walaupun kita sudah tidak lagi bersama mereka.
Maka Quotes nya seperti ini:

“Seseorang dapat berteduh pada hari ini, karena seseorang menanam pohon di masa lalu.” – Warren Buffet
 
 

Komentar

Postingan Populer