"Senja & Hujan Journey"

"Senja & Hujan Journey"
“Tiada yang menafikkan bahwa manusia suka bercerita dengan senja–hujan yang mampu mendamaikan sisi kehidupan"


Pengantar Sang 'Hujan'
Setelah pekan lalu 'Senja' yang bercerita kini waktunya 'Sang Hujan' untuk menyapa bercerita, dimana dia sedikit akan mengenalkan dan menggambarkan bagaimana dirinya sendiri dalam dunia Hujan.

Seperti minggu lalu, mari seduh minuman hangatmu dulu, sudah?? baiklah mari kita mulai lagi ceritanya..

Hai, apa kabar? Balik lagi nih sama aku. Boleh kan bercerita sedikit? Bodo amat lah mau boleh apa nggak, aku akan tetap bercerita haha. Entah kenapa beberapa tahun ini suka banget sama yang namanya hujan. Iya benar... hujan. Dimana jatuhnya jutaan tetesan air mata langit dalam menyuburkan bumi.
Dan.. seringkali kita melihat postingan tentang hujan. Pasti tau kan caption yang sering di pakai? Yup betul "Rain (du)". Gabungan dua bahasa antara hujan (rain) dan rindu (du). Kalau diperhatikan emang si banyak banget yang mengaitkan hujan dengan rasa rindu, galau, Halu dan sebenarnya yang paling utama itu kenangan. Cieee kenangan. Ngaku lohh kenangan sama siapa?
Dan tadi adalah bagi mereka, hal yang biasa. Namun bagiku? hujan lebih dari sekadar itu. 
Dimana 'Petrikor' hujan begitu menenangkan, suaranya menyatu dengan keramaian, rintik yang perlahan membasahi dunia yang dilewati dan disertai sebuah harapan kebaikan cerita yang turun atas karunia-Nya.
Kedua, Hujan hadir seakan memberi dua pilihan. Apakah kita mau menerjang derasnya dan bisa mendapatkan undian kotak pandora tak terduga atau justru lebih memilih berdiam diri dan menunggu tanpa kepastian. Yang pasti untuk yang terbaik tanyakan saja kepada perasaanmu sendiri.
Perjalananku bersama hujan beberapa waktu lalu membuatku tenang. Namun belum bisa membebaskan raguku yang selalu datang dan mengalahkan pertahananku yang berulang kembali hancur dan yang sudah dibangun kembali. 'Btw gak usah serius-serius bacanya' hehe. 
Bicara tentang hujan bukan hanya tentang memori perjalanan lalu, namun juga bagaimana kita melihat lalu memaknainya dan setelahnya rencana lusa apa yang ingin diwujudkan. Dan ketika hujan menemani terkadang ada kilatan petir membuat takut hadir, semacam analogi derasnya hujan masalah yang datang tanpa permisi membuat basah kuyup pikiran tanpa bisa menghindari.
Ketiga, Berada dalam dimensi 'sang hujan', disana terbawa banyak sekali do'a dan harapan yang terucap. Berharap segera mereda dan disambut hangat sang Mentari.
Menyoal hujan semua sepakat akan hukum dua sisi koin kehidupan dimana banyak yang membenci sang hujan. Sama dalam hidup, tak selamanya sebuah kebaikan berpihak padamu, begitupun sebaliknya dan itu sebuah rumus paten hidup. Tapi tak apa, nikmati saja hidupmu dengan cara indahmu sendiri, jalani tanpa harus menjadi orang lain. Tak perlu sulit menjadi orang lain, jadi diri sendiri dan cobalah untuk lebih menghargai diri. Mudahnya tirulah seperti hujan tatkala dia dianggap hina namun tetap meneteskan air yang begitu menenangkan.

Duhh kok jadi sok puitis gini ya? Haha. Ya udah deh, udah panjang kali lebar bercerita, cape juga ternyata. Ehh masih ada yang nyimak nih? Atau malah udah bosen? Ya udah deh cuma mau ngasih tau aja, Itu ceritaku tentang apa itu Hujan.

Komentar

Postingan Populer