60 Tahun Khidmat PMII Untuk Negeri
“Surat Hangat Untuk Sahabat/i”
“Tetaplah berKhidmat Bersama Wahai Sahabat/i ku Untuk Satu Negeri”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
60 tahun sudah PMII terlahir mengabdi, ya sebuah angka yang sejatinya sudah memasuki usia senja untuknya, lahir di Surabaya 17 April 1960 atau 21 Syawal 1379 Hijriyah dan tertanggal 17 April 2020 Organisasi yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau biasa kita sebut PMII atau bahasa kerennya Indonesian Moslem Student Movement (keren banget ngga tuhh) kini sedang merayakan usia senjanya se-antero Negeri, dimana berjuta kadernya merayakan dengan hangat dan suka ria.
(Sedikit flashback)
Masih hangat teringat kala membuka kembali lembaran Mukkadimah AD PMII dalam Paragraf kedua mengatakan “Bahwa keutuhan komitmen keislaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa dan negara dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara perseorangan maupun bersama-sama.” Dan selanjutnya dalam paragraf ketiga mengatakan “Mahasiswa Islam sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengembang misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengembang komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk.”
Dalam kedua paragraf Mukkadimah di atas kita sepakat bahwasanya PMII dilahirkan untuk mengabdikan untuk negeri, bahasa PMII nya Khidmat Untuk Negeri, dimana mengabdikan untuk sebuah bangsa yang besar dengan berbagai corak-pluralitas sosial budayanya dengan menjadikan PMII sebagai wadah untuk berproses, berkembang dalam mengemban tugas sebagai mahasiswa secara baik dengan segala bentuk kemampuan yang ada dengan spirit khasnya yang berhaluan Ahlusunnah Waljamaah. Tujuannya tak tanggung-tanggung adalah untuk terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Masih hangat teringat kala membuka kembali lembaran Mukkadimah AD PMII dalam Paragraf kedua mengatakan “Bahwa keutuhan komitmen keislaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa dan negara dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara perseorangan maupun bersama-sama.” Dan selanjutnya dalam paragraf ketiga mengatakan “Mahasiswa Islam sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengembang misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengembang komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk.”
Dalam kedua paragraf Mukkadimah di atas kita sepakat bahwasanya PMII dilahirkan untuk mengabdikan untuk negeri, bahasa PMII nya Khidmat Untuk Negeri, dimana mengabdikan untuk sebuah bangsa yang besar dengan berbagai corak-pluralitas sosial budayanya dengan menjadikan PMII sebagai wadah untuk berproses, berkembang dalam mengemban tugas sebagai mahasiswa secara baik dengan segala bentuk kemampuan yang ada dengan spirit khasnya yang berhaluan Ahlusunnah Waljamaah. Tujuannya tak tanggung-tanggung adalah untuk terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Oke dirasa sudah cukup akan perkenalan organisasi mahasiswa yang satu ini, nanti saya dikira kadernya lagi. ya karena sedikit tahu Mukkadimah AD PMII dan tujuannya. Haha canda bat, guyon ringan dulu lah. Haha. Ya asline walau hanya sekedar membaca, mengingat dan sedikit menulis ulang dari file pdf yang sudah ada di hp entah berapa lama agar menjadi bahan semangat untuk refleksi bersama di umur yang sudah senja ini.
Sama seperti prinsip ideologi kawan berjalan kita, HMI yaitu ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an. Pemikiran keislaman dan keindonesiaan PMII seperti diungkapkan di atas, memiliki berbagai corak dan warna yang berbeda-beda yang dengan paradigma PMII yang berlaku. Corak pemikiran bukanlah suatu yang berdiri sendiri, akan tetapi terbentuk dan ditentukan oleh faktor-faktor dari internal dan eksternal. Demikian juga halnya dengan corak dan warna pemikiran keislaman dan keindonesiaan PMII. Faktor internal ditentukan dan berkaitan dengan hal-hal yang dimiliki oleh PMII sebagai dasar berpijak ke arah pembentukan corak pemikirannya. Faktor internal yang dimaksud adalah karakteristik atau jatidiri yang melekat dan dimiliki oleh PMII, yang terbentuk dalam mengiringi proses berdirinya dan perkembangan PMII berikutnya, yang mengandung prinsip-pninsip wawasan keislaman, wawasan kemahasiswaan, wawasan keindonesiaan, wawasan kebangsaan, wawasan kemasyarakatan, asas indepedensi, asas profesionalitas, tujuan PMII, berperan sebagai organisasi perjuangan, serta sebagai sumber insani pembangunan bangsa yang membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan keterpurukan kepada kemajuan, kemakmuran dan keadilan.
Entah apa alasanku untuk menulis ‘Surat Hangat Untuk Sahabat/i’ ini, entah gabut akan program stayathome atau bosan dengan proposal skripsi yang tak kunjung acc atau yang lainnya pun saya tak tahu. Yang jelas untuk kawan yang membaca surat ini sebagai sahabat-sahabati, sebagai insan ulul albabnya PMII entah di kampus ijoku, entah di PTKIN, PTKIS, PTN, PTNU dan PTM manapun yang kukenal dan belum bersahabat yang kita sama-sama tahu akan tekad kebaikan arah gerak organisasi ini (seperti yang dituliskan di atas dan benak masing-masing).
Dilahirkannya kita untuk panggung organisasi perjuangan, mengisyaratkan agar dengan pemikiran-tindakan kita dapat mendatangkan suatu perubahan ke arah perbaikan dan kesejahteraan umat manusia umumnya, dan bangsa Indonesia khususnya. Hal ini sesuai dengan hakikat perjuangan itu sendiri dimana perrubahan yang diperjuangkan juga harus lebih baik dari masa-masa sebelumnya dengan dirumuskan dalam visi, misi, dan program yang nyata.
Penulis sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM merasa tergerak untuk lebih mengeratkan persahabatan diantara kita sesama kader bangsa, bangsa Indonesia, dimana nurani kita merasa prihatin untuk membebaskan bangsa ini dari keterbelakangan dan keterpurukan dalam berbagai lini kehidupan, terlebih sepakat dirasa bahwa saat ini keadaan menjadi kurang baik dengan kondisi global dan internal bangsa yang semakin hari semakin menjadi-jadi akan ketidak beresan bangsa, semacam semakin dikuliti akan moral-moral nangsa yang seharusnya menjadi perhatian diri.
Kini sudah basi, sangat basi katamu, sudah tidak masanya lagi untuk menghindar, membenci bahkan acuh tak mau tahu-menahu akan pentingnya kesadaran kolektif berorganisasi. Sebagai orang terdidik, sebagai orang dengan masa idealis, sebagai ujung peradaban tentulah kita harus bergotong-royong, ngopi, guyub rukun bersama demi kemajuan bangsa.
Kini sudah basi, sangat basi katamu, sudah tidak masanya lagi untuk menghindar, membenci bahkan acuh tak mau tahu-menahu akan pentingnya kesadaran kolektif berorganisasi. Sebagai orang terdidik, sebagai orang dengan masa idealis, sebagai ujung peradaban tentulah kita harus bergotong-royong, ngopi, guyub rukun bersama demi kemajuan bangsa.
Terus dan tetaplah berzikir, fikir dan amal sholeh.
Sejatinya jikalau dirasa kita semua adalah kader bangsa yang memilih wadah dakwahnya masing-masing untuk satu titik usia. Dimana memilih warna yang berbeda dalam satu bingkai pelangi yang sama.
Komentar
Posting Komentar