"Senja & Hujan Journey"

"Senja & Hujan Journey"
“Tiada yang menafikkan bahwa manusia suka bercerita dengan senja–hujan yang mampu mendamaikan sisi kehidupan"


Based On A True Story
Pengantar Sang 'Senja'
Tahukah dinda? Tertanggal 11 April 2020 ini adalah goresan awal yang teramat sangat didambakan sedari aku menyukai sebuah pena, sebuah cerita yang bagaimana menemukan hujan dalam tiap senja yang hadir, cerita bagaimana bisa senja yang hadir dibersamai oleh hujan mampu membias mendamaikan kompleksitas permasalahan hidup. Sebuah cerita satu sisi atas cerita adil Tuhan dan proses mewarnai dua titik waktu kehidupan.

Mari seduh minuman hangatmu dulu, sudah?? baiklah mari kita mulai ceritanya..
'Senja', ya perkenankan aku menamai diri ini dan sudut pandang duniaku dengan istilah 'senja' mulai saat ini, bukan tanpa alasan, sebab dunia yang begitu luas membutuhkan satu waktu transisi yang mampu menawarkan kedamaian diri, dan semua tahu waktu itu adalah saat dia hadir, ya dia dengan warna oren emasnya, siapa lagi kalau bukan sang senja. Setuju bukan?
Bercerita bagaimana dia diciptakan, bercerita bagaimana kita jatuh cinta pada senja tanpa alasan, bercerita tentang bagaimana dengan kehadirannya mampu menyembuhkan goresan duka diri.. ya benar, indah memang sangat indah. Satu paket dengan ruang imaji yang penuh esensi dan estetis cerita hidup ialah sang 'Senja'. Dimana di waktu yang sama dia menghipnotis sukarela menciptakan ribuan puisi dari para pengagumnya se-antero galaksi.
Di satu waktu atas izin Tuhan, aku masih ingat, tentang senja datang dan meluapkan cerita yang di taburi mimpi penuh ragu, malu dan sangat lucu, membuat diri jatuh hati menjadi ingin membersamai satu 'frame' foto dalam satu waktu. Terlebih dalam proses satu-dua momen kala senja sekaligus hujan mendampingi beriringan.
Alhasil jepretan 'senja' menambahkan beribu warna dan makna kehidupan yang memiliki warnanya sendiri-sendiri.




Melihatmu genggam mimpiku
Nyaman dalam pelukanmu
Hanya meluangkan waktu
Sekedar melepas kisah sedihku
Membuatku
Tersadar dan teristimewa olehmu

Apakah kau menyukai 'Jingga' ini, tak usah kutanyakan lagi tentu semua nurani sepakat menyukai, bahkan tanpa alasan apapun itu. Ibarat bunga atau kopi, mereka memiliki filosofinya sendiri-sendiri sesuai jenisnya, indah, manis, harum, menenangkan, atau membuat candu yang selalu datang. Mungkin akan kuceritakan nanti tentang sekuntum bunga, secangkir kopi ditemani senja ini.
Aku melihat tentang bagaimana cerita manusia-manusia menyukai 'Jingga' dimulai ribuan waktu lalu dengan sajak-syair sastra alam yang menghias tiap halaman di lembaran-lembaran tiap peradaban.
Tibalah kata-kataku hadir dan menuliskan mengapa begitu jatuh hati kepada sang 'Senja', bagaimana dia begitu dengan lembut menuntunmu dari tumpukan permasalahan hidup yang tak kunjung usai, mengusik dan menyajikan secangkir kehangatan Tuhan menuju dinginnya malam.

Dari
Yang mengasihi 'Senja',
Kepadamu
'Senja' di penjuru Bumi.

Komentar

Postingan Populer