Diary Bercerita "Pena KKN"

"Sebelum Nalar Pulang"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi


 D-4
Datang, buat kopi dan ngopi (ngolah pikir)

Apakah pernah mendengar kata mafia? atau mafioso? mudahnya coba lihat film-film barat dengan orang tampan berjas hitam dengan kacamata keren dan menggunakan mobil mewah? 
Merunut satu sejarah, mafia identik dengan negara Italia (Sisilia) yang memang dirasa sudah menjadi budaya-politik agar memperoleh kekuasaan disana,  memeras demi kelancaran dan lain-lain bentuknya. Terlepas dari zaman ini, mafia terus merambat bagai akar pohon dalam berbagai batang kehidupan, sebut saja ekonomi, politik, sosial, bahkan agama di dunia. Sekelas negara adidaya pun seperti Amerika Serikat, China, Jepang dan negara maju lainnya sebenarnya memang ada mafia-mafia di dalamnya, terlebih di negara berkembang dan miskin.
Di Indonesia sendiri banyak kasus mafia bermain (sebut saja mafia birokrasi), misal mafia minyak dan gas, mafia undang-undang, mafia pelayaran, mafia sepakbola bahkan sampai mafia harga bawang yang merugikan 19 triliun per tahun hanya dengan mempermainkan ekspor dan impor.
Dalam hemat pendapat penulis sejatinya mafia-mafia menjadi akar permasalahan yang terjadi saat ini dalam bidang-bidang kehidupan pemerintahan tadi.
Mau bergerak? "Toh kita semua ini adalah 'korban' yang digerakkan oleh kaum tak 'tersentuh' ini, dimana mereka adalah kaum 'Tuhannya' adam dan hawa namun saja kita tidak sadar akan itu dan disetir bahwa dalam keadaan baik-baik saja. terlebih otoritas kita kecil dan tak berarti apa-apa, semakin menekan ke atas maka semakin dijatuhkan pula dengan rayuan mematikan". pikirku.
Hebatnya kita tidak tahu harus bagaimana lagi? karena sistem sudah dikonsep seperti itu sedari dulu (kalau memang mau mengkaji) dengan berbagai konspirasi global dan lokal, dan lucunya lagi aku hanya menulis tanpa nalar kritis atau sekedar tawaran satu gagasan satupun. Namun bagusnya aku sudah mencoba menulis, lalu hanya perlu memahami kembali apa yang (akan) terjadi dan selebihnya biarlah menjadi beban dosa para politikus busuk di hadapan Tuhannya kelak sebagai bentuk demoralisasi dalam hidupnya.

"Keadilan sejati tak akan pernah lahir selama manusia terus hidup dalam kematian akan kewarasan"

Kali ini masih banyak harus ngopi bukan?
Ini cerita KKNku, mana ceritamu?
16 Maret 2020

Komentar

Postingan Populer