Diary Bercerita "Kaum Papa Marjinal"
"Senyum Keabadian"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?"
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Jum'at, 6 Maret 2020
Siang ini Tuhan (kembali) menuntun dengan sebuah momen yang menyentuh kalbuku sebagai manusia, aku dipertemukan dengan sesosok manusia tua yang dengan senyuman dan senang hati melihatku datang mampir, walau rasaku berbicara sudah masanya untuk duduk santai sembari menyeruput kopi dan mengobrol dengan sahabat kecilnya dulu dalam sisa -sisa hidupnya, namun itu tidak berlaku bagi pahlawan yang satu ini, dia tetap mencari penghidupan dengan berdagang berharap menunggu kebaikan rezeki satu per satu datang.
Sungguh... dengan memberi lebih sedikit rezeki ini tak berarti apa-apa bagiku namun yang pasti aku bisa memberikan sedikit kebahagiaan untuknya. Selebihnya aku hanya bisa mendoakan sekaligus mengharapkan selalu diberi kemudahan dalam menjalani sisa usianya.
Berpisah, kembali menyusuri ruwetnya jalan raya Ahmad Yani dan melewati kampus ijoku pikiranku kembali menguat untuk membenci sistem yang memenjarakan manusia semacam ini. Memenjarakan kaum marjinal yang hidup dengan keterbatasan, yang berjuang keras dalam kehidupan dan belum.. bahkan tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam kehidupan. Entahlah mungkin sampai Tuhan memeluknya dengan tenang.
Kehidupan sosial duniawi takkan pernah sekalipun adil selama kaum kapitalis berdiri!!
Dari..
anak kecil manjamu, aku menyayangimu selalu abah 💓
Komentar
Posting Komentar