#MenolakLupa!! #SumpahPemuda, Kini Menjadi Nafas Tua??
“Sumpah Pemuda, Semangatnya Kini Tak Tersa (n) dar”
“Ik heb een eleganter formulering voor de
resolutie”
– Muhammad Yamin
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Tepat 91 tahun lalu berlangsunglah Kongres Pemuda yang
mana menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. Momen-momen awal yang menandai
bergeraknya kaum pemuda adalah dengan munculnya berbagai organisasi yang
dibentuk oleh kalangan muda. Kongres ini menjadi bukti bahwa perjuangan pemuda dalam
mengupayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Sumpah Pemuda membuktikan,
perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai
perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Edisi spesial 27 Oktober malam, menjelang hari
bersejarah teruntuk pemuda Indonesia aku sengaja datang menghadiri sebuah acara
para pemuda, walau sebenarnya fisik ini tak lagi mendukung tapi tetap kupaksakan
untuk datang karena akan sangat menarik rasaku. Menghadiri acara tersebut dan
mencoba belajar, memahami dan mendapat #pencerahan dalam satu hal, dan dari
beberapa kejadian lalu menjadilah puisi yang tak berirama dan bermakna ini.
haha tapi tak apa, daku hanya mencoba menerka, menyampaikan dan lalu
menyadarkan. Teruntuk para Pemuda Indonesia : Sumpah Pemuda, Hanya Semangat Api
yang Tak Bersa (n) dar?
“Kini, Sumpah Pemuda
hanya api tak tersa (n) dar”
Diatas
nilai Tuhan pemuda bersumpah
Dalam
secercah harapan berbentuk wejangan
Alunan
nafas berdasi seolah berjuang
Dalam
sunyi akan makna sadar diri
Pahamlah
wahai pemuda yang diasuh ibu modernisasi
Deretan
sejarah mengalir penuh tragedi
Ibu
pertiwi menangis terisak-isak
Melihat
anak pertiwi tak lagi manusiawi
Pertanda
kekosongan kuasa hati
Bukan
menyalahkan tuan, atau ibunda atau sang cucu
Namun
kita, kita memang, siapa kita mengapa?
Pemuda-pemudi dengan atau tanpa eksekusi mengawali alibi suci
Intelektual
kini masih istilah keren saja
Benar
bukan kataku wahai pemuda?
Kini
Dan mungkin nanti
Sumpah Pemuda hanya api yang tak tersa (n) dar
Dan mungkin nanti
Sumpah Pemuda hanya api yang tak tersa (n) dar
Purwokerto,
27 Oktober 2019
Barangkali, hanya dengan membaca
bait-bait puisi sendiri yang tak berarti, kita menemukan kebebasan, kedamaian,
ketenangan daripada sebatas menunggu harapan kepastian yang belum terjadikan.
Bukan sebatas berbagi cerita keresahan semata, namun juga penuh historisitas
akan makna. Tuhan bersama tuan, tapi mengapa tuan seolah tak berTuhan?
Teruslah peringati, teruslah napak
tilas, teruslah desak sampai kaum pemuda sadar bahwa hal ini memang perlu
disandarkan, terutama pemuda yang ditinggalkan, dagu kita yang ditegakkan dan
seterusnya semangat kepemudaan yang ditinggikan!!! Hidup Pemuda!! Hidup Mahasiswa!!!
“Ada dua hal
yang tidak terbatas: alam semesta dan kebodohan manusia.
Dan aku tidak
begitu yakin tentang alam semesta.”
-
Albert Einstein
Komentar
Posting Komentar