#MenolakLupa!! #JanganAmnesia!!! Kemanusiaan yang Dipertanyakan di Labu dan Lhoksukon



“Menolak Lupa! Aksi Kekerasan di Labu dan Lhoksukon”

Kematian adalah solusi untuk semua masalah. Tidak ada manusia, tidak ada masalah – Joseph Stalin

Oleh Aris Rasyid Setiadi

Image result for Haedar Nashir quotes"

Siapa yang akan mengira jika peristiwa di Labu dan Lhoksukon, Aceh Utara, pada hari minggu yang kelabu itu akan berdampak pada kekerasan kemanusiaan yang mengerikan? Peristwa yang terjadi tanggal 9 Januari 2000 itu benar-benar melukai hati nurani rakyat. Aparat keamanan telah bertindak sewenang-wenang?.
Sweeping, pembakaran sejumlah rumah dan toko, penganiayaan dan penangkapan adalah pemandangan yang terjadi di Aceh Utara kala itu. Peristiwa ini berawal setelah ada aksi penyerangan terhadap polsek Pantol Labu dan Lhoksukon. Pasca peristiwa serangan itulah terjadi serangkaian aksi kekerasan yang memilukan.
Dalam peristiwa itu, korban yang jatuh dari pihak aparat polisi adalah 9 orang. Karena merasa dirugikan, maka terjadilah sweeping  di rumah-rumah penduduk di sekitar mapolsek. Dalam aksi sweeping tersebut, dilaporkan terjadi pembakaran yang menghanguskan rumah dan toko-toko milik rakyat yang berlokasi persis di sekitar mapolres itu (Labu dan Lkosukon).
Lembaga Kontras mencatat bahwa dalam persitiwa ini khususnya setelah Idul Fitri 1420, aparat keamanan telah bertindak sewenang-wenang. Bahkan, aparat melakukan sejumlah kejahatan terhadap para pekerja kemanusiaan, khususnya mahasiswa. Setelah Hari Raya Idul Fitri di Banda Aceh dan kota-kota lainnya di Aceh, aparat keamanan mulai melakukan sweeping kartu tanda penduduk (KTP). Dalam aksi ini, aparat langsung membuang KTP dan menyiksa pemilikinya jika ditemukan identitas pemilik KTP tersebut adalah seorang mahasiswa.
Tentu saja, kenyataan itu menunjukkan betapa aparat tidak mengerti dan menghargai nilai-nilai kebebasan. Emosi yang terlanjur memuncak selalu dibarengi dengan aksi kekerasan berupa penembakan dan pembunuhan. Aparat memang selalu terjebak dalam tragedi-tragedi kekerasan. Sehiingga, muncul pendapat dalam masyarakat bahwa aparat belum belajar lebih tentang masa kelam yang telah menghianati nilai-nilai kemanusiaan.
Barangkali, kejadian mengerikan ini adalah salah satu contoh kecil. Sangat banyak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat di tanah Aceh pada umumnya. Lembaga Kontras bahkan mencatat bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat terus meningkat.
Pada tahun 2012 saja, telah terjadi sekitar 104 kasus kekerasan di Aceh. Jumlah tersebut meningkat dibanding kasus kekerasan pada tahun 2011 yang sebanyak 71 kasus. Dari 104 kasus kekerasan tersebut, yang paling dominan adalah penganiayaan 28 kasus, pembakaran dan penembakan masing-masing 13 kasus, pembunuhan 9 kasus, amuk massa 11 kasus dan pelemparan granat 10 kasus.
Tentu saja, hal yang memang harus kita soroti, untuk mengevaluasi. Sebab, sebagaimana yang terjadi di Labu dan Lhoksukon pada Januari 2000 silam itu, aparat lagi-lagi telah sewenang-wenang. Tindakan mereka benar-benar mencederai nilai-nilai kemanusiaan,
Penembakan, pembunuhan, dan perampasan selalu menjadi atraksi yang tidak pernah absen untuk dipentaskan. Layak hal biasa dan harus dilakukan. Di lain hal, penegakan hukum berjalan lamban dan seolah-olah tidak berkomitmen untuk menyelesaikan.
Drama kekerasan di Labu da Lhoksukon, Aceh Utara itu menunjukkan bagaimana pelanggaran HAM yang melibatkan aparat keamanan di negeri ini tidak ditindak dengan tegas. Sampai saat ini, kita selalu melihat sejumlah kasus kekerasan terhadap rakyat sering berujung ketidakjelasan, tidak ada proses hukum yang lebih jelas terkait siapa saja yang terlibat dan sanksi yang diberikan.
Tragedi Labu dan Lhoksuken, Aceh Utara memang telah berlalu. Tetapi kita ‘menolak lupa’ untuk itu.
Teruslah peringati, teruslah napak tilas, teruslah desak sampai dunia sadar bahwa hal ini memang perlu diselesaikan, terutama pihak keluarga yang ditinggalkan, keadilan yang ditegakkan dan kemanusiaan yang ditinggikan!!! Hidup Mahasiswa!! #Menolak Lupa #Jangan Amnesia!!!

Aku tidak perlu mengarang lelucon. Aku hanya memerhatikan pemerintah dan melaporkan apa adanya –
Will Rogers

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer