Sebuah Cerpen "Romansa Aturan Kuno"

"Romansa Aturan Kuno"
Oleh Aris Rasyid Setiadi


Kalau aturan kuno untuk masa depan bagaimana, banyak orang tua menjawab itu dengan baik bahkan seharusnya. Apakah kau setuju juga? Ya aku belum berani menjawab, hanya saja aku belum bisa menggapai impianku sekarang atau bahkan mungkin nanti. Awal mulanya belum bisa menikmati yang aku rasakan saat kuliah ini, tapi mencoba mensyukuri kesempatan yang ada walaupun sedikit berat. Sepertinya aku salah mengambil jurusan, bahkan mungkin kampusnya juga. Apa boleh buat, pilihan satu-satunya yang kuambil, ilmu mengalir bak air turun dari gunung ke perumahan. Impianku dapat kerja di kota luar, mengikuti pelatihan-pelatihan keren, bertemu dengan pebisnis hebat dan jalan-jalan penuh pesangon di rumah berbendera asing untuk mengerjakan proyek ambisius, namun harus segera kupupus.
Segala bentuk aturan yang menurutku kuno masih saja dipegang teguh oleh keluargaku. Ya aku tahu mereka berharap seperti itu karena sayang padaku, namun apakah aku merasa nyaman jika terus seperti itu? Aturan demi aturan selalu menjadi rintangan apa yang aku inginkan. Saat seperti ini aku hanya bisa diam, harus menerima kenyataan bahwa di luar tetap pada pendirian menguliahkanku di kota tanpa memberikan kesempatan lain. Terlebih melihat saudara-saudara dan keluarga besar di luar banyak yang bergelar sarjana bahkan magister. Ya aku harus seperti itu untuk menjamin masa tuaku. Ucap ayah ibuku.
Kalau mau tahu impianku setelah lulus tingkat atas adalah bekerja sembari mengembangkan minat yang aku ketahui sejak dulu. Yang aku minati sedari sekolah dasar bahkan mungkin saat aku masih di taman kanak-kanak. Apa itu? Menggambar, ya kesukaan dan yang ingin aku kembangkan adalah dalam hal seni ini, menggambar apapun itu di dunia, terutama tentang alam dan bagaimana Tuhan menserasikan di dalamnya. Aku suka, ya aku sangat suka itu. Bahkan setiap minggu aku selalu membeli satu buku gambar  untuk aku torehkan apa yang ada di kepalaku ini.
Dari rutinitas kesukaanku ini terkadang ada beberapa gambar yang memang sedikit aneh, ya kadang aku menggambar sebuah hal-hal mustahil di masa kini yang mungkin bisa saja ada di masa depan, misalnya saja seperti benda yang dapat membuat manusia pergi kemanapun dengan alat namun tanpa menyetir, atau bahkan bisa membuat kereta api berada di langit dengan jalurnya yang begitu panjang dan aneh namun indah. Atau yang paling ekstrem pun aku pernah membuat bagaimana manusia mempunyai  teman hidup dari sebuah perkakas besi yang membantunya kesana-kemari dalam kehidupan tuanya kelak.
“Senang ya, walau aku tahu imajinasi macam apa yang aku gambar ini.” Ketawa bingungku
Sebenarnya aku juga bingung. Dari dulu aku berpikir bagaimana bisa seperti ini. Bagaimana memikirkan pertanyaan itu benar-benar menampar pelak kesadaranku, sedikit merasa aneh sekaligus optimis itu akan menjadi cerita yang kenyataan berada.
Di suatu waktu ketika aku menggambar hal aneh lagi, aku masih ingat gambar itu berbentuk kendaraan besar yang mampu memuat ribuan penumpang dalam satu waktu berpergian antar kota dengan jalur di atas jalur kendaraan umum. Disitu mulai berimajinasi bahwa aku sang pencipta benda ini dan yang mengendalikannya sendiri hanya dengan beberapa tombol saja. Entah tombol apa saja itu aku tak tahu, dalam imajinasiku itu aku sedang duduk sembari memandang layar pengawas yang menunjukkan ribuan penumpang sedang duduk dan berdiri santai melihat pemandangan kota yang juga aneh, ada mobil terbang, ada kereta terbang beserta jalur aneh nan indah itu, bahkan juga ada pulau layang di atas!! 
Di pojok sisi kiri tergambar bangunan manusia yang bentuknya hampir sama dengan yang ada saat ini, hanya saja bedanya setiap bangunan itu memiliki akses satu sama lain seperti jembatan dan setiap bangunan mempunyai basement bersama untuk parkir kendaraan masing-masing menjadi satu bagian. Bangunan-bangunan itu bisa berdiri sampai puluhan lantai berjejer-jejer. Di tempat lain ada semacam taman yang memang sangat indah, di situ ada tempat khusus untuk merawat pikiran yang sedang stres, galau bahkan hanya sekedar ingin curhat, tentunya dengan gratis tidak dipungut biaya sepersenpun. Di taman unik ini ada sisi yang menarik lagi selain itu, ada tempat yang berisi catatan sejarah dan bagaimana gambaran masa depan dari sisi bumi dan isinya di dalam, dari kendaraan, robot, pohon, bangunan, bahan kimia, sampah, planet bumi kedua, bahkan sampai kloning manusia itu sendiri digambarkan.
Bolehkah aku bercerita lagi? Oke diizinkan, di samping taman itu ada sebuah bangunan rumah yang konsepnya unik, bagaimana tidak unik, desain depan rumah itu hanya ada satu pintu yang besar berukuran beberapa meter dan dengan leluasa siapapun bisa masuk untuk bisa sekedar duduk sembari konseling minum teh hangat yang dibuatkan oleh robot yang mampu membuat makanan dan minuman apa saja.
Adapun juga sebuah tempat yang memang sangat unik dan masih ada peraturan tertentu untuk bisa masuk dan sekaligus mencoba sensasi yang ada di dalamnya. Apakah itu? Ya itu adalah alat yang bisa memindahkan kita ke sebuah tempat di masa lalu dan depan. Ya betul itu adalah alat teleportasi. Begitu luar biasa dan akan menjadi hal biasa nantinya setelah diumumkan oleh pemerintah akan menjadi produk massal yang diperbolehkan dimiliki, tentunya jika memang sudah melewati masa percobaan ini.
Yaa itulah sedikit dari begitu banyaknya khayalan-khayalanku di masa depan dengan hobiku yang menggambar itu, entah kenapa Tuhan memberikan kelebihan seperti itu kepadaku, dimana berawal saat kecil lalu suka dan menggambar seperti biasa diantaranya seperti pegunungan, lembah, hutan, jalanan, gedung bertingkat, bis atau truk kini menjadi menggambar hal-hal yang penuh imajinasi absurd semacam itu.
Suatu waktu ada sahabatku yang bernama azalya main ke rumahku dan tidak sengaja melihat tumpukan buku gambarku itu dan mengambil salah satunya, membuka perlahan-lahan dan setelah beberapa lembar dia mulai mengernyitkan dahi dan berkata..
“Hei, kok gambar ini berbeda, apakah ini gambar tak jelasmu?” aza sedikit tertawa.
“Bukan, namun sedikit benar untuk itu, itu adalah hal aneh yang mulai aku gambarkan semenjak beberapa bulan yang lalu.” 
“Kenapa memang?” ketusku.
“Tak apa, sedikit lucu bahkan cenderung aneh gambarmu  untuk saat ini.” aza menimpal balik.
“Ya betul, namun aku berharap itu akan menjadi sedikit gambaran perubahan akan dinamisasi teknologi di masa yang mendatang, salah satunya itu.” Sembari kutunjukkan satu model transportasi kereta terbang dengan jalur yang lucu nan indah itu.
Sedikit momen dia terdiam, entah apa yang ada di pikirannya kala itu, apakah dia berpikir dan mempercayainya ataukah malah dia menambah menertawakannya?.
“Hei, aza!! Kau sedang berpikir apa?” kataku untuk membuka kembali sesi obrolan.
“Hmm, entahlah.” Balasnya.
“Apakah kau percaya za atas apa yang kuimajinasikan itu? Contohnya saja kereta terbang itu?” tanyaku untuk memancing pendapatnya.
“Masih sedikit kurang percaya.”
Aku diam sejenak untuk mencerna perkataannya itu.
“Namun ada benarnya juga seperti katamu di awal bahwa semua bisa terjadi walau untuk saat ini itu adalah hal yang mustahil dan ditertawakan.” Jawabnya sembari sedikit tersenyum.
Setelahnya aku senyum simpul dan melihat aza membuka lagi lembaran demi lembaran buku gambarku
“Hei, apa ini? benda atau alat apakah?” tanyanya sekaligus menunjuk pada sebuah alat berbentuk tabung besar yang ada pintu dan diluarnya terhubung ribuan kabel kecil.
“Ooh itu, itu adalah alat teleportasi, tahu kan?”
“Ya sedikit tahu, yang bisa membuat benda yang berada di dalamnya bisa berpindah tempat bukan?”
“Nah cocok, itu adalah khayalanku untuk beberapa puluh tahun mendatang, di saat pemerintah melegalkan dan kita berhak untuk memiliki dan pergi kemana saja asalkan tidak menyalahi peraturan, contohnya aku ingin ke masa lalu untuk melihat ibu dan ayahku saat bertemu pertama kali atau saat mereka menikah, keren bukan?”
“Haha semakin menarik, cerdas dan aku suka imajinasimu itu kawan, semoga saja kelak menjadi kenyataan.” Katanya sembari menutup buku gambarku yang berada di halaman akhir itu.
Dia beranjak dan menyalamiku sembari izin untuk pulang karena ada urusan lain di rumahnya sore itu.
Lima menit kemudian aku kembali teringat sebuah pepatah entah atas nama siapa, dia mengatakan seperti ini kurang lebih “Semua aturan kuno ternyata masing-masing telah mempunyai alasan yang masuk akal baik secara kesehatan dan bahkan mungkin agama. Sekarang saja aku sudah cukup tahu dan sedikit lebih baik dengan rutinitasku di atas sini yang terbungkus fisik lemah sehingga tidak mampu terbang melihat dunia luar secara biasa. Namun, aku memahamkan itu dan ini, soal aturan kuno atau budaya yang kurang bertumbuh yang masih berlaku oleh manusia-manusia itu.”
“Aah benar saja, namun itu akan menjadi sejarah baik di masa depan dengan berbagai perkembangan spektakuler yang ada, cukup belajar dan kembangkan imajinasi liarku itu, berharap sembari aku yang menjadikan itu ada dan membuat penemuan aneh lainnya.”
Aku berjalan ke kamar dan mulai perlahan tidur sembari menunggu pagi indahku datang.
Kali pertama di hidupku aku menjadi tahu bagaimana arti dari romansa aturan-aturan kuno yang berwarna monokrom itu, sungguh membuatku lebih lelap. Kukirimkan surat terima kasih untuk warna dalam hidupku sejauh ini. Terima kasih. hehe

Komentar

Postingan Populer