Kanal Progresif: Media Massa dan Politik

 “Media Massa: Antara Netralitas dan Realitas”
Oleh Aris Rasyid Setiadi

Di Rusia hanya ada 2 channel televisi. Channel pertama berisi propaganda. Sedangkan channel kedua terus-menerus menyiarkan seorang perwira KGB yang berkata “Cepat pindah lagi ke channel pertama” – Yakon Smirnov

sumber ilustrasi: riauktual.com
sumber ilustrasi: riauaktual.com

Sebuah Pengantar..
Sejak dari lahirnya manusia itu adalah zoon politicon. Hal ini mengandung arti bahwa manusia secara kodrati tidak dapat hidup sendirian dan membutuhkan orang lain untuk bersosialiasi, bermasyarakat atau membangun komunitasnya. Disini komunikasi menjadi keniscayaan sekaligus merupakan kegiatan yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Ketika manusia sendirian atau bersama dengan orang lain manusia selalu melakukan kegiatan komunikasi. Artinya manusia terlalu terlibat dalam kegiatan melibatkan komunikasi, salah satu alat untuk menyampaikan pesan adalah media massa. Sebut saja seperti radio, televisi, internet, surat kabar, tabloid, dan majalah. Tujuan akhirnya dari berbagai media komunikasi adalah untuk mencapai persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.
Kita tahu bersama bahwa dalam prinsip-prinsip komunikasi, terutama komunikasi tertulis ada prinsip-prinsip seperti Completness (Kelengkapan), Consiseness (Kepadatan), Consideration (Pertimbangan), Concreteness (Kenyataan), Clarity (Kejelasan), Cuortesy (Kesopanan) dan Correctness (Kebenaran) menjadi prinsip yang harus dipegang teguh dalam menyampaikan informasi. Idealnya ini menjadi landasan dasar dalam menuliskan sebuah warta sebelum diwartakan atau dipublish di ruang pulik. Namun dibalik hal de facto ini ada saja oknum-oknum yang bermain dalam media gelanggang massa dengan berbagai motif, tujuan dan politik. Efeknya menjadi tidak sehat lagi dan masyarakat lebih mudah terbawa berita yang belum tentu dapat dipercaya dan benar apa adanya, terlebih bagi kaum awam yang sepenuhnya belum mampu menyaring setiap berita yang ada. Sampai-sampai ada berita ‘pesanan’ dan konteks terkini ada semacam buzzer untuk membantu mensukseskan tujuan tersebut. 
Pemimpin Redaksi tempo Media Group Wahyu Muyadi menuturkan, “netralitas media sangat penting, karena media bertanggung jawab sebagai clearing house terhadap pemberitaan.” Saat ini media memiliki saluran komunikasi yang paling dekat dengan politik sehingga sering dijadikan corong pemberitaan. Untuk itu, dia mengingatkan agar media menyadari fungsi kenetralan. Terlebih dalam tahun-tahun politik media massa dan politik sangat erat dan sangat strategis perannya. Pers berpesan secara nyata bagaimana pers melakukan fungsi untuk menyampaikan tujuan.
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Berbanding terbalik dengan masyarakat ekonomi tingkat lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media. Saat ini media massa menjadi andalan bagi publik dalam mencari informasi dalam segala lini kepentingannya. Terlebih dengan semakin mudahnya mengakses teknologi, baik seperti membuat informasi berita atau mencari informasi yang dibutuhkan semakin menjadikan media massa sebagai jalan idola akhir dari penentuan sikap seseorang atau komunitas terhadap sebuah hal atau permasalahan yang dihadapi. Namun apakah di dalam media massa yang dalam berbagai bentuk itu dapat dipercaya seutuhnya? Kredibel dan mengedukasi sepenuhnya? Atau malah menjadi alat para penguasa sebagai jalan pintas agar lebih mudah mendapatkan opini massa? Seringkali media massa kini menjadi  alat pemulus kepentingan-kepentingan birokrasi, korporasi, korporat dan yang lainnya, menjadi sumber perpecahan, sumber berita bohong atau hoax yang begitu dengan mudah tersebar dan langsung dipercaya dalam waktu yang cepat. Apakah media massa kini masih memegang asa netralitas atau tergerak atas penindasan bukan pembebasan??

Aku tidak pernah mengatakan kalau aktor itu seperti hewan ternak. Aku hanya pernah bilang, seharusnya mereka diperlakukan seperti hewan ternak – Alfred Hitchcock

Referensi :
https://nasional.sindonews.com/berita/717255/12media-massa-dan-politik-hubungannya-erat
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa
Farouk Zuhdi, Umar, 2011. Komunikasi Bisnis; Pemahaman Secara Mudah, Yogyakarta: Buku Kita

Komentar

Postingan Populer