Kanal Progresif: Guyonan #Masrah +62

"Diantara Terserah Dan Masrah"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi



Melihat rata-rata dalam setiap hari kenaikan yang terkena Covid-19 antara 400-600 jiwa membuat perasaan ini semakin tak menentu, apalagi kondisi masyarakat yang terlihat seperti biasanya, mondar-mandir kesana kemari dan tertawa. eeh nyanyi dadine. haha. Oke oke lanjut, terlebih di kala lebaran sebentar lagi datang justru semakin harap-harap cemas akan kondisi pasca lebaran. Terlebih kurva jumlah yang terus naik dibandingkan negara-negara lain yang berbanding terbalik mulai perlahan menurun. Apakah kini ada yang salah lagi dengan bangsa ini? pemerintah lagi? atau kebijakan? kebijakan daerah? kebijakan desa? kebijakanmu? atau justru warga masyarakat itu sendiri? kini sudah tak mangsane lagi saling tuding, emang kaya lagi ngaji. hha
Sudah tak terhitung lagi tragedi-tragedi diluar yang harusnya menjadi titik sadar kembali masyarakat akan pentingnya gerakan #dirumahaja atau #semuadarirumah namun ketika melihatnya seakan-akan hanya 'ohh ya' atau angin lalu biasa. Tidak dipungkiri memang sudah dua bulan lebih kita dengan kondisi bosan akan #rebahanproduktif. Di lain sisi bangsa ini lahir pluralitas budaya, hegemoni perspektif dan hal lain yang bisa menjadi kendala akan efektifnya pemberlakuan sebuah aturan, semisal saja PSBB di kota-kota besar dengan budaya perputaran ekonomi yang tinggi sehingga memaksa untuk tetap terus bergerak dan contoh-contoh lainnya. Ya kini itu mulai bisa diakali dengan daring yang mulai terkoneksi semuanya, bahkan lebih luas pangsannya.
Namun apakah tetap menjawab semua lini kebutuhan strategis masyarakat? belum tentu. Buktinya saja masih ada yang berkoneksi di pasar tradisional hanya sekedar membeli jajanan takjil untuk berbuka puasa atau berburu pakaian lebaran yang sebenarnya tidak perlu dengan kondisi sekarang. Sebaliknya sudah sewajarnya kita lebih ektra mendekatkan diri dengan yang di atas di akhir Ramadhan ini. Ya mungkin tapa semaleman di kamar mbok menawa dapat barokah kan siapa tempe. Ye kan?
Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan pihak manapun karena tidak ada yang dipojokan, dan memang  #Terserah aja monggo, nek aku mah nimbang #Masrah aja karena memang belum punya rezeki untuk beli baju lebaran. hmm

Komentar

Postingan Populer