Kanal Progresif : Mencoba Menjadi Maba FEBI

"Ekonomi? Ambyar Lagi"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi

14/5 Gathering Online bid. SPM se-Indonesia via Zoom

Sembari menunggu jadwal ujian keluar, dan sebaiknya jangan tanya jadwal ujian apa itu karena memang sebuah ujian biasa untuk tahap mahasiswa semester akhir. haha Jadi sebelumnya perlu diketahui bersama terkait dengan judul dan tema diatas hanya sebagai guyonan dan pemantik bagi teman-teman saja sebenarnya, karena seperti yang diketahui saya bukan anak FEBI melainkan anak mami. haha dan barangkali nanti ada anak FEBI atau fakultas perikanan mungkin? yang ikut meluruskan dan membantu menjawabnya demi kesempurnaan guyonan. haha

Sebelum masuk cerita mari dengarkan bersama-sama lagu dari Disnemesia berjudul Luka Derita yang mampu menggugahkan kesadaran lewat kata-cerita :


Sudah? bagus bukan?
Baiklah kita mulai, disini saya sedikit ingin berbagi keluh-lelah sebuah pertanyaan dari adanya pandemi Covid-19 beberapa bulan belakangan ini, dimana lebih kepada sebuah permasalahan yang ingin disajkan akar data dan pilihan solusi-solusi atasnya. Mari kita mulai, seperti yang kita tahu bahwasanya yang dihadapi dalam pandemi ini berefek sangat buruk terhadap lini kehidupan bangsa, salah satu lini ekonomi dan khususnya kita akan lebih membahas UMKM di tataran negeri ini. Sebenarnya kalau kita ingin kaji sebelum pandemi ini masih ada dan banyak UMKM yang memang belum optimal, baik dari internal UMKM sendiri secara proses manajemen dan dari keterlibatan atau kebijakan Pemerintah di berbagai daerah, karena jika dilihat masih berjalan sendiri-sendiri. Terlebih dengan kondisi sekarang seperti ini dimana sistem Lockdown sudah diterapkan dimana-mana sehingga menghambat bahkan sama sekali tidak menyuplai bahan pangan dan kebutuhan di beberapa daerah.
Mudahnya sektor UMKM seringkali hanya dijadikan sebagai komoditi politik dari para politisi dan elit politik untuk mendapatkan dan menjadi jalan kekuasaan mereka!! Dan menjadi semakin malas saja ketika membahas politik yang dilakukan berbagai cara, sebut saja UMKM ini ‘diatur’ oleh para buyers maupun sistem trading nya. Terlebih kini adanya RUU Sapu Jagad yang kita kenal dengan Omnibus Law yang di dalamnya membahas UMKM yang dinilai justru.... aah teman-teman lebih tahu itu, tak perluku jelaskan.
Padahal dalam menurut hemat penulis sedari dulu dan sampai kini kurang optimalnya institusi lokal yang dapat dijadikan sebagai sarana pemberdayaan sektor ekonomi rakyat sehingga menyebabkan sektor ekonomi rakyat menjadi tidak berdaya yang pada harusnya bisa menjadi basis pertahanan ekonomi di kala pandemi seperti ini. Namun kurang serius sehingga efeknya daya beli masyarakat menjadi turun seperti yang kita lihat beberapa hari ini. Sangat berefek sekali bukan? 
Ya memang walau kemarin sudah ada semacam bantuan sosial bagi warga yang terdampak pandemi dan bantuan kegiatan sosial lainnya, namun apakah itu dirasa cukup? Sedangkan kebutuhan bertahan hidup terus berjalan dan bantuan semakin menipis. 
Setelahnya kita masuk dalam ranah desa, kita dapat menemukan lembaga-lembaga pendukung desa seperti Karang Taruna, Puskesmas desa dan lembaga-lembaga lain di desa. Kita ambil contoh mudahnya saja Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, bagaimana efektifitas dari adanya lembaga-lembaga ini terutama BUMDes terhadap perbaikan ekonomi rakyat? Terlebih masih belum maksimalnya sebagai wadah pengembangan kemampuan masyarakat.
Di sisi lain lembaga-lembaga keuangan yang mikro dan koperasi saat ini bagaimana? Seolah hilang ditelan bumi. Mereka cenderung berjalan di tempat dan belum dapat dioptimalkan untuk pemberdayaan ekonomi yang harusnya menjadi basis penggerak ekonomi rakyat dengan alasan seperti yang sudah disebutkan di atas, terutama demi membantu ketahanan ekonomi dan pangan rakyat kalangan menengah ke bawah selama pandemi bahkan sampai nanti pasca pandemi.

Kini apalah dayaku yang sebatas menulis seperti ini dalam memperjuangkan kembali sebuah dasar negara, terlebih sebagai rakyat kecil yang selalu resah seiring usia yang bertambah...

Komentar

  1. Kebutuhan memang tak pernah usai selama nyawa masih dalam raga kebutuhan hidup harus terus di penuhi. Yang kita bisa lihat Indonesia adalah salah satu negara yang terkena wabah covid-19. Dampak dari adanya Covid-19 salah satunya adalah di bidang ekonomi.. jutaan orang terpaksa di PHK. Walau pemerintah sudah mengulurkan tangan untuk membantu warga Indonesia tp tetap masih kurang. Di desa sendiri ada BUMDes itu adalah salah satu usaha masyarakat untuk mensejahterakan hidupnya namun sayang masih banyak yang blm produktif dan aktif. Yang saya lihat karena mempunyai banyak faktor salah satunya adalah blm adanya ketertarikan terhadap progam tetsebut dan masyarakat blm begitu tahu nah kita sebagai generasi muda harus merangkul masyatakat untuk bisa produktif walau dlm keadaan pandemi ini. Krn kita tdk pernah tahu sampai kapan pandemi ini akan berakhir

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer