Kanal Progresif: Dimensi Moral
"[Dimensi] Moral Kepemimpinan"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Belajar dan pembelajaran atau moral untuk kepemimpinan maka semacam kita menabur benih bunga dan memetik keindahannya suatu saat nanti. Akhlak seorang muslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi tanggung jawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia menolak tanggung jawab itu.
Kecuali, apabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia mendapat pahala.
Nash-nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
Pertama, Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta dijadikan pemimpin
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda “Sesungguhnya kalian akan berambisi memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat. Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya)“ (H.R Bukhari & Nasai)
Kedua, Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kamu lemah dan tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya” (H.R. Muslim)
Sedikitnya dua dasar diatas dapat dijadikan bagi diri kita dasar sekaligus pengingat dalam memimpin sebuah komunitas, organisasi atau dalam pemerintahan. Dimana kerapkali lalai dan seakan lepas dari tanggung jawab moral kita sebagai pemimpin. Terlebih dalam prosesnya tak jarang kepemimpinannya direfleksikan sebagai perilaku politis, maka di sini diperlukan manajemen perilaku politis yang salah satunya ialah memahamkan, satu kepercayaan, komunikasi dua arah dan perlu menghindarkan diri dari melakukan kegiatan yang bersifat rahasia atau tidak transparan. Pada praktiknya mengelola perilaku politis sangatlah tidak sederhana. Kemampuan pemimpin dan anggotanya yang berbeda karakter sangat menentukan pula kemampuannya dalam mengelola dan mengendalikan perilaku politis dalam perjalanan organisasi itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar