Diary Bercerita "Rintik Kenangan dan Langit Jingga"
"Senja dan Hujan"
oleh Hindun Nur Khasanah
Kau tahu? dunia tahu bahkan curahanku ini tak layak sampai pada jenis esai atau kriteria apapun karya tulis ilmiah lainnya, hanya saja mencoba menuliskan apa yang dirasakan sebagai hadiah atas karunia mengenal-Mu lewat ribuan cerita..
Tentang Hujan (Bercerita 'Kalam Rindu')
" Yaahhh hujan " Seringkali kudengar kata itu jika rintik hujan mulai membasahi tiap jengkal bumi. Yaa sama... akupun begitu. hehe
Entah karena takut akan derasnya membasahi atau mungkin akan dingin yang menembus kulit sehingga menimbulkan efek rentan fisik, entah pusing, pilek bahkan demam.
Tapi.. pernahkah kau coba berfikir? banyak orang di luar sana menunggu datangnya hujan untuk bertahan hidup dan bahkan mampu menghidupi orang lain. Masih merasa bingung? Dulu dan lusa akupun sama, tapi ketika adinda mencoba melihat lebih luas dunia luar dan mendamaikan dengan duniamu sendiri maka bisa dipastikan mendapat jawabannya. Cobalah..
Dan sekarang, tiap ku bertemu dengannya, aku selalu menyambutnya dengan senyum penuh kebahagiaan. Walaupun sedikit masih ada rasa kesal. "Duhh bajuku basah, sepatuku basah, dan yang lainnya.." tapi itu sebenarnya tak menjadi masalah besar untuk melanjutkan langkahku. Bukankah pepatah pernah mengatakan bahwa "mencintai itu tanpa alasan?" Benar bukan? Karena jika kau mencintai sesuatu dengan alasan, suatu saat alasan yang membuat kau mencintai sesuatu itu akan hilang dan memudar seiring sisa usiamu.
Tentang Senja (Menyoal Langit Jingga)
Cahaya yang memberi ketenangan dengan warna kuning berpadu oren kemerahan selalu di tunggu para penikmat senja. Walaupun hanya sebentar saja, sosoknya yang indah mampu memberi kebahagiaan bagi banyak orang, di lain sisi biaa menjadi pertanda hari telah usai dan harus kembali ke rumah masing-masing.
Senja telah pergi dan berganti dengan malam yang sunyi. Lalu apakah kau masih ingat apa saja yang telah kau lakukan tadi? Apakah sesuai yang direncanakan? Atau bahkan hal yang tak terduga datang lebih dulu yang merusak rencanamu? Pahamilah Itu hal wajar dinda, kendalimu tak sepenuhnya ada dalam tubuhmu, coba mulai lagi lebih baik untuk esok hari.
Senja yang datang sekejap lalu pergi. Namun, ia pergi untuk kembali, kembali esok dan menyapamu seakan menanyakan keadaanmu "Bagaimana harimu? Lancar?"
Lantas mengapa aku baru bisa mengenalmu? Setelahnya kau menghilang. Mengapa kau beri rasa nyaman dan kau tinggalkan. Tapi dengan bodohnya, aku masih menunggumu untuk datang kembali. Senja..
Dan kenapa masih dengan susah payah kucoba merangkai kata-kata dengan beribu cara dan kondisi yang hanya mengumpulkan satu halaman saja? Dan kenapa juga yang hadir malah tentangmu? Kau pernah jadi trending topic dalam hari-hari ku, namun ratingmu terlalu singkat dan tergantikan jajaran aktivitas perkuliahanku yang padat.
Diedit oleh Aris Rasyid Setiadi
Komentar
Posting Komentar