Kanal Progresif: Nusantara Di Penghujung Harapan

“Mengecap Manisnya Zamrud Khatulistiwa?”
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?"
Oleh Aris Rasyid Setiadi


Pernah mendengar istilah 'Tikus Pithi Anoto Baris" hai mahasantri? ini adalah salah satu ramalan yang terkenal dari Jayabaya. Ramalan ini dipahami sebagai perlawanan rakyat kecil terhadap 'binatang' lain yang lebih besar dan mendzalimi dirinya.
Beberapa peristiwa-peristiwa penggalangan kekuatan kawulo alit akhir-akhir ini dipahami sebagai ujud dari tergenapinya ramalan Jayabaya tadi. Misal sebut saja gerakan rakyat mengumpulkan koin solidaritas buat Prita Mulyasari (Berharap tidak mudah melupakan karena itu sungguh menyakitkan), bahkan budayawan Sujiwo Tejo menilai ini sebagai pertanda awal ramalan ke-7 Jayabaya. Contoh lain masih ingat dengan gerakan sejuta Facebooker untuk mendukung Bibit dan Chandra? yang pada akhirnya memenangkan mereka melawan buaya besar yang mati kekenyangan dengan sejuta cicak.
Terlebih kasus Bank Century yang dulu gempar dan kian bertele-tele menjadi bahan demonstrasi dari semenjak pemerintahan dulu dan di tambah dengan berbagai mega aliansi korupsi di berbagai lembaga di negara ini baik negeri atau swasta yang semakin menjelaskan rakyat sudah lelah miskin dan sengsara.
Hidup tidaklah sekedar makan, minum, dan cukup sandang. Rakyat bukanlah tikus-tikus yang cukup dikasih kue-kue sisa. 100 juta lebih rakyat Indonesia adalah warga miskin yang dibodohi agar mereka merasa tidak miskin. Janji-janji eskatologis agama-agama akan kehidupan surga tidak lagi begitu dipegang oleh warga negeri ini. Sebab masalah akhirat adalah masalah nanti. Itulah yang terjadi kini.
Kemajuan iptek di sisi lain bagaikan sebuah pencerahan bagaimana rakyat makin memahami bagaimana sesungguhnya perilaku elit negeri dari zaman ke zaman. Di zaman kolonial, kehidupan serba kekurangan, kekayaan negeri dikuras lalu dibawa ke negeri lain. Setelah merdeka, sandang pangan cukup, namun rakyat sadar, sungguh sangat sadar bahwa sesungguhnya negeri ini kaya raya. Dan hidup mereka pantas layak karena setiap warga negara berhak mengecap manisnya zamrud khatulistiwa.
Sekarang faktanya, surga hanya dinikmati oleh sebagian kecil warga negara kaya ini.

Komentar

Postingan Populer