Kanal Progresif: Menyoal Moral
“Menyoal Moral”
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Tentunya kita sudah tak asing mendengar apa itu 'Agama', bahkan ketika kita lahir di dunia ini kita sudah diperdengarkan untuk beragama. Secara eksplisit kalau ingin lebih tahu soal agama tak cukup belajar di bangku sekolah dan kuliah saja, namun juga belajar dari apa yang terlihat dan dilakukan, mudahnya adalah agama itu bernilai sumber moral bagi segenap kehidupan. Sebab kalau tidak hal ini bukanlah proses mengetahui melainkan stagnansi bahkan dekadensi beragama, bahkan sejarah mengatakan itu menjadi keruntuhan peradaban. Sungguh Mengerikan.
Permisalan atau analoginya ialah agama semacam kompas dan tujuan: sebuah makna, sebuah arti, yang menunjukkan manusia mempunyai akal dibanding yang lain di galaksi ini.
Jika menilik peradaban sampai kini, kemajuan pesat ilmu dan teknologi tidak selalu berdampak memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya (baca: hakiki) yang justru menyebabkan manusia berpaling dari nilai-nilai agama (baca:moral).
Kiranya seperti pepatah abadi yang melambangkan kesempurnaan hidup dari Albert Einstein, "Ilmu tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh." Dan ilmuwan ini pulalah yang lebih dari puluhan tahun yang lalu mengatakan, "Mengapa ilmu yang sangat indah ini, yang menghemat kerja dan membuat hidup lebih mudah. hanya membawa kebahagiaan yang sedikit kepada kita?" ucapnya saat memberikan pesan kepada mahasiswa California Institute of Technology.
Dan tugas abadi perjuangan bersama adalah untuk memberikan anak-anak kita menjadi manusia yang lebih mengenal Tuhan. bertakwa. terdidik, bermoral dan berjiwa estetik; berjiwa maju dan kerja keras. Bukankah semua ini adalah nilai yang seyogyanya kita kenalkan (lagi) ?
Komentar
Posting Komentar