"Quotes Pilihan Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat"

"Quotes Pilihan"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi


Alhamdulillah, sebelumnya terima kasih telah diperkenalkan kembali oleh moderator, ketua kita kangmas Fajar Nasrulloh Fuadi dan ini adalah hal yang sangat istimewa bagi saya pribadi untuk bisa memberikan sedikit pendapat kepada teman-teman semua. Terima kasih saya sampaikan kepada divisi Wacana Keilmuan yang telah membuat diskusi online ini agar dapat memelihara nalar keilmuan-kritis kita sebagai mahasiswa dan manusia pada umumnya. Terima kasih juga telah mempercayai saya sebagai pemateri ataupun pemantik dalam diskusi dengan Tema “Bedah Quotes Paling “Fav” Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson”. 
Alhamdulillahirrobil’alamin, bagaimana kabar teman-teman semua? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya, baik secara fisik maupun pikiran. Untuk diskusi nanti akan sangat menarik jika kita berdiskusi bersama, terlebih untuk sebuah buku yang sangat fenomenal dan seorangpun tidak mengenalnya. 
Sebelum saya menyampaikan materi, izinkan saya untuk memberi sedikit pengantar.
Pertama kali ketika saya membaca buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat sebagai orang awam saya langsung menegakkan kepala dan mengatakan “wow, that’s amazing”. Sebuah buku yang benar-benar mengagumkan. Why? Karena cerita di dalamnya dihadirkan dengan ‘kemasan dan isi’ yang berbeda dari hal-hal umum yang kita pikirkan dan temukan. Lebih mengerucutnya dari sudut pandang atau pola pikir anti-mainstream yang digunakan oleh pengarang, hal ini bisa kita lihat dari bab per-bab dan ceritanya di buku, terutama di lima bab awal, setelahnya merupakan cerita-cerita pengalaman pribadi dan orang lain yang mempunyai pesan tersendiri.

Oke, tanpa panjang lebar mari kita mulai untuk mencari quotes favoritnya :
Dari bab pertama diawali tentang seorang tokoh bernama Charles Bukowski yang dengan prinsip aneh dalam hidupnya seperti ‘jangan berusaha’ yang pada akhirnya menjadikannya terkenal dan sukses, sukses bukan karena berusaha menjadi orang baik seperti yang kita  pikirkan pada umumya, tetapi bagaimana dia mampu melewati, memaknai dan menghargai fase-fase terburuk sekalipun yang ada di dalam hidupnya.
Berikut kumpulan quotes yang sudah penulis himpun :

BAB 1 
Jangan Berusaha = “Ironisnya, pengarahan pemikiran pada hal-hal positif ini – tentang apa yang lebih baik, apa yang lebih unggul – hanya akan mengingatkan diri kita lagi dan lagi tentang kegagalan kita, kekurangan kita, apa yang seharusnya kita lakukan namun gagal kita wujudkan. Bagaimanapun, jika seseorang sungguh bahagia, dia tidak akan merasa perlu untuk berdiri di depan  cermin dan mengulang-ngulang ucapan kalau dia bahagia. Dia bahagia, ya bahagia begitu saja.” Hlm. 5
Lingkaran Setan = “Rasa sakit merupakan tenunan yang mengagumkan yang membentuk kain kehidupan, dan merobek tenunan itu bukan saja mustahil dilakukan, tapi juga akan merusaknya: usaha untuk menghilangkannya akan melepaskan semua ikatan.” Hlm. 13
Sebuah Seni untuk Bersikap Masa Bodoh =  Seni #1“...fakta tentang kehidupan. Anda tidak akan bisa menjadi sosok yang penting dan mengubah hidup beberapa orang, tanpa menjadi bahan candaan dan tertawaan bagi orang lain terlebih dahulu. Tidak akan bisa. Karena tidak ada yang sempurna. Tidak ada yang bisa menghindari kesulitan.” Hlm. 19
Seni #2 “Alasan di balik orang-orang yang mengobral kepedulian mereka seperti es krim di perkemahan musim panas ini adalah bahwa mereka tidak punya sesuatu yang layak untuk dipedulikan.” Hlm. 20
Seni #3 “Dan itu tidak masalah. Hidup terus berjalan. Jadi, sekarang ini kita bisa menyisihkan perhatian kita yang semakin berkurang untuk hal yang benar-benar layak untuk kehidupan kita: keluarga kita, teman-teman baik kita, ayunan golf kita. Dan, herannya, hal-hal itu sudah cukup membahagiakan.” Hlm. 22
Jadi Mark, Ngomong-Ngomong Apa Inti Buku Ini? = “Karena begitu Anda nyaman dengan semua tahi yang dilemparkan oleh kehidupan pada Anda (percayalah, akan ada sangat banyak), Anda akan menjadi tak terkalahkan pada level spiritual yang paling dasar. Apalagi, satu-satunya cara untuk mengatasi kepedihan yang timbul adalah pertama-ama belajar bagaimana menanggung semua itu.” Hlm. 24

BAB 2 
Kebahagiaan Itu Masalah = “Meskipun mendapat kemewahan dan kelimpahan, pangeran itu menjadi anak muda yang judes. Tidak lama, setiap pengalaman terasa hampa dan tidak bernilai. Masalahnya adalah, apa pun yang diberikan sang ayah, tampak tidak pernah cukup, tidak pernah berarti apapun.” Hlm. 27
Rentetan Kesialan Si Panda Nyinyir = “Lagipula, kebenaran yang paling agung dalam kehidupan biasanya kebenaran yang paling tidak enak didengar.” Hlm. 31
“Jangan mengharapkan suatu kehidupan yang bebas dari masalah. Tidak ada hal seperti itu. Sebaliknya, berharaplah akan hidup yang penuh dengan masalah-masalah yang baik. kata Panda.” Hlm. 35
Kebahagiaan Berasal dari Memecahkan Masalah = “Apapun masalah Anda, konsepnya sama: selesaikan masalah; lalu berbahagialah.” Hlm. 37
Emosi Dinilai Terlalu Tinggi = “Kita menyukai ide bahwa ada beberapa kebahagiaan yang pada akhirnya dipat dicapai. Kita menyukai ide bahwa kita dapat meringankan semua penderitaan kita secara permanen. Kita menyukai ide bahwa kita dapat merasa penuh dan puas dengan hidup kita selamanya. Tapi kita tidak mampu.” Hlm. 41
Pilih Medan Juang Anda = “Dan jika Anda masih berpikir bahwa Anda boleh berhenti mendaki di titik manapun, saya khawatir Anda belum cukup paham. Karena kegembiraaannya justru terletak pada pendakian itu sendiri.” Hlm. 47

BAB 3
Anda Tidak Istimewa = “Meyakinkan diri sebagai makhluk yang spesial, merupakan sebuah strategi yang gagal. Ini hanya membuat Anda ‘tinggi’/nge-fly. Tapi, itu bukan kebahagiaan.” Hlm. 55
Hancur Berantakan = “Yang saya cari adalah peneguhan. Bahwa saya diinginkan; bahwa saya dicintai; bahwa saya untuk pertama kalinya, seingat saya, dianggap berharga. Kebutuhan untuk mendapatkan peneguhan itu, dengan cepat menjelma menjadi sebuah kebiasaan mental untuk mengistimewakan dan melebih-lebihkan diri sendiri. Saya merasa berhak untuk mengatakan atau melakukan apa pun yang saya inginkan, untuk menghancurkan kepercayaan seseorang, untuk mengabaikan perasaan orang lain, dan kemudian memperbaikinya lagi dengan permintaan maaf yang penuh omong kosong dan kebusukan.” Hlm. 64
Tirani Keistimewaan = “Kita semua, sebagian besar, adalah orang-orang biasa saja. Namun hanya mereka yang ekstrem sajalah yang mendapat semua publisitas. Pada dasarnya, kita sudah tahu tentang hal ini, tetapi kita jarang memikirkannya/atau membicarakannya, dan pastinya kita tidak pernah mendiskusikan mengapa hal ini bisa menjadi sebuah masalah.” Hlm. 68
“Sepanjang hari, setiap hari, kita dibanjiri dengan hal-hal yang luar biasa. Terbaik dari yang terbaik. Terburuk dari yang terburuk. Prestasi yang memukau. Lelucon yang paling konyol. Berita yang paling mengecewakan. Ancaman yang paling menakutkan. Non-stop.” Hlm. 68
Tetapi, Jika Saya Tidak Akan Menjadi Istimewa atau Luar Biasa, Lantas Apa Gunanya Hidup? = “Anda akan mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman sederhana di hidup Anda: nikmatnya pertemanan yang simpel, menciptakan sesuatu, membantu seseorang yang membutuhkan, membaca buku bagus, tertawa bersama seseorang yang Anda sayangi. Terdengar membosankan, bukan? Mungkin karena hal-hal semacam ini biasa saja. Namun juga mungkin karena satu alasan: itulah yang benar-benar berarti.” Hlm. 73

BAB 4
Nilai Penderitaan – “Jika penderitaan tidak bisa ditolak, jika permasalahan dalam kehidupan kita tidak dapat dihindari, pertanyaan yang harus kita ajukan bukan ‘Bagaimana saya menghentikan penderitaan?’ tapi ‘Mengapa saya menderita-demi tujuan apa?’”      Hlm. 81
Bawang Kesadaran Diri – “Kesadaran diri ibarat sesiung bawang. Punya banyak lapisan, dan semakin cepat Anda kupas lapisan demi lapisan, Anda akan semakin cepat mulai menangis tanpa disangka-sangka.” Hlm. 82
“Kita semua memiliki titik-titik kekurangpekaan emosional. Titik-titik ini muncul karena berpautan dengan emosi-emosi yang dianggap tidak pantas untuk dibiarkan berkembang. Perlu latihan dan usaha bertahun-tahun untuk bisa mahir mengenali apa saja kekurangpekaan emosional yang ada dalam diri kita dan kemudian mengekspresikan emosi-emosi yang terpengaruh itu secara tepat.” Hlm. 83
Problem Bintang Rock – “Kita adalah kera. Kita menyangka kita semua sontak menjadi luar biasa setelah menggunakan oven pemanggang dan memakai sepatu produk dari perancang tertentu, padahal kita hanya sekelompok kera yang dibungkus ornamen yang mahlm. Dan karena kita adalah kera, secara naluriah kita mengukut diri kita sendiri dengan berpatokan pada orang lain, dan untuk mencari status.” Hlm. 91
“Jika Anda ingin mengubah cara Anda memandang permasalahan Anda, Anda harus mengubah nilai yang Anda pegang dan atau bagaimana Anda mengukur kegagalan/kesuksesan.” Hlm. 93
Nilai-Nilai Sampah – “Inilah mengapa nilai-nilai ini-kenikmatan, kesuksesan material, selalu benar, tetap positif-merupakan idealisme yang buruk bagi kehidupan seseorang, karena sebagian momen-momen besar manusia tidak menyenangkan, tidak sukses, tidak dikenal, dan tidak positif.” Hlm. 101
“Intinya, pastikan Anda telah mencengkeram beberapa nilai dan ukuran yang baik terlebih dahulu, maka secara alami kenikmatan dan kesuksesan akan muncul sebagai hasilnya. Hal-hal itu merupakan efek samping dari nilai-nilai baik. Secara substansial, hal-hal tersebut hanyalah kenikmatan yang hampa.” Hlm. 101
Menentukan Nilai yang Baik dan Benar – “Beberapa contoh nilai yang baik, sehat: kejujuran, inovasi, peka, membela orang lain, penghargaan diri, rasa ingin tahu, amal, kerendahan hati, kreativitas.” Hlm. 102
“Beberapa contoh nilai yang buruk, tidak sehat: dominasi melalui manipulasi atau kekerasan, gonta-ganti pasangan, senaniasa merasa senang, selalu menjadi pusat perhatian, tidak mau kesepian, disenangi semua orang, menjadi kaya demi menjadi kaya, mengorbankan hewan-hewan kecil untuk dewa-dewa pagan.” Hlm. 102
“Ketika kita menganut nilai yang buruk yaitu, standar buruk yang kita terapkan bagi diri sendiri dan orang lain pada intinya kita sedang mencurahkan perhatian pada hal-hal yang tidak penting, perkara-perkara yang dalam kenyataannya membuat hidup kita lebih buruk. Tetapi jika kita memilih nilai yang lebih baik kepada hal-hal berarti, hal-hal yang meningkatkan kesejahteraan secara lahir batin dan memunculkan kebahagiaan, kenikmatan, dan kesuksesan sebagai efek sampingnya.” Hlm. 104
Singkat kata, inilah yang dimaksud dengan ‘self-improvement’ yang sesungguhnya: memprioritaskan nilai-nilai yang lebih baik, memilih hal-hal yang lebih baik untuk dipedulikan. Karena ketika Anda peduli pada hal-hal yang lebih baik, Anda akan mendapat masalah yang lebih baik. Dan ketika Anda mendapat masalah yang lebih baik, Anda menjalani kehidupan yang lebih baik pula.
Beberapa bab ke belakang akan khusus mengulas 5 nilai rasional yang saya yakini sebagai nilai yang paling bermanfaat untuk diterapkan. Kelimanya mengikuti ‘hukum kebalikan’ yang telah kita bicarakan sebelumnya, yang berkesan ‘negatif’. Semua itu menuntut kita untuk berkonfrontasi dengan masalah secara lebih mendalam dan bukan menghindarinya. Lima hukum selain tidak biasa juga tidak membuat nyaman. Tetapi, bagi saya, itu semua mengubah kehidupan.
Pertama, yang akan kita lihat di bab selanjutnya, adalah bentuk tanggung jawab yang radikal: bertanggung jawab untuk semua hal yang terjadi dalam kehidupan Anda, entah itu salah siapa. Kedua adalah ketidakpastian: mengakui ketidakpedulian Anda dan pengolahan rasa ragu yang terus terjadi atas keyakinan diri Anda sendiri.
Berikutnya adalah kegagalan: kehendak untuk menemukan kesalahan dan cacat Anda sendiri sehingga itu bisa diperbaiki. Keempat adalah penolakan: kemampuan untuk mengatakan atau mendengar kata ‘tidak’, yang secara jelas menentukan apa yang akan Anda terima atau tolak dalam kehidupan Anda. Nilai terakhir adalah perenungan tentang kematian seseorang; yang satu ini krusial, karena dengan bersikap wasapada terhadap kematian, ini mungkin menjadi satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk membuat semua nilai kta tetap berada dalam sudut pandang yang tepat. Hlm. 105 
(Pilihan Halaman Terfavorit)

BAB 5 
Anda Selalu Memilih –  “Seringkali satu-satunya perbedaan apakah suatu masalah terasa menyakitkan atau menguatkan adalah pilihan yang kita buat, dan bahwa kita memiliki tanggung jawab terhadapnya.” Hlm. 108
Pilihan – “Semua peningkatan dan pertumbuhan pribadi muncul berkat adanya sebuah kesadaran sederhana. Kesadaran itu adalah bahwasanya, kita secara pribadi bertanggung jawab atas segala hal dalam hidup kita, tak peduli seperti apa kondisidi luar diri kita.”   Hlm. 111
“Pertanyaan yang sesungguhnya adalah, kita memilih untuk memedulikan apa? Nilai apa yang kita pilih sebagai dasar dari tindakan kita? Ukuran apa yang kita pilih untuk kita gunakan sebagai pengukur kehidupan kita? Dan apakah itu pilihan yang baik apakah nilai dan ukurannya baik?” Hlm. 112
Salah Kaprah Tanggung Jawab/Rasa Salah – “Tanggung jawab dan kesalahan sering tampil berbarengan dalam budaya kita. Tetapi kedua hal itu tidak sama.” Hal 115.
“Kita bertanggung jawab atas hal-hal yang bukan kesalahan kita. Inilah bagian kehidupan.” Hlm. 116
“Kita semua senang untuk ikut bertanggung jawab atas keberhasilan dan kebahagiaan. Malahan, kita justru lebih sering berebutmenjadi yang bertanggung jawab atas sebuah keberhasilandan kebahagiaan. Ingat, bertanggung jawab atas sebuah keberhasilan dan kebahagiaan. Ingat, bertanggung jawab atas permasalahan kita jauh lebih penting, karena dari sanalah pembelajaran yang sesungguhnya berasal. Menyalahkan orang lain hanya akan melukai diri anda sendiri.” Hlm. 120
Menanggapi Tragedi – “Tapi kemudian saya menerapkan nasihat saya sendiri. Saya memilih masalah saya. Saya bisa saja marah kepada pria ini dan berdebat dengannya, mencoba membalaskan rasa sakit saya, yang hanya akan membuat kami berdua tampak tolol dan tidak peka. Atau saya bisa saja memilih masalah yang lebih baik, lebih bersabar, memahami pembaca saya dengan lebih baik, dan terus mengingat pria ini setiap kali menulis artikel berikutnya tentang rasa sakit dan trauma. Dan itulah yang saya coba. Balasan saya pada pria tersebut sederhana, bahwasanya saya turut berbelansungkawa atas kehilangannya, itu saja. Apa lagi yang bisa Anda katakan?” Hlm. 124
Genetika dan Warisan – “Saya memandang kehidupan dengan cara yang kurang lebih sama. Kita semua mendapatkan kartu. Beberapa dari antara kia mendapat karu yang lebih bagus daripada lainnya. Dan meskipun mudah saja untuk menyerah, dan merasa bahwa kita telah dikalahkan, permainan yang sebenarnya terletak pada pilihan yang kita buat terhadap kartu tersebut, pilihan resiko yang akan kita ambil, dan pilihan konsekueni yang akan kita jalani. Orang-orang yang secara konsisten membuat pilihan terbaik dalam situasi apapun adalah mereka yang pada akhirnya memenangkan permainan ini, seperti halnya dalam kehidupan. Dan itu tidak harus mereka memiliki kartu terbaik.” Hlm. 128
Tren Menjadi Korban – “Orang-orang pun menjadi kecanduan; merasa dirinya tak henti-hentinya diserang karena ini memberi mereka kenikmatan; menjadi pihak yang dibenarkan..” Hlm. 131
Tidak Ada Bagaimana – “Dan mengenai hal ini saya katakan, dengan menirukan gaya bicara Yoda sepersis mungkin: ‘lakukan, atau jangan lakukan; idak ada ‘bagaimana’”   Hlm. 132

BAB 6
Anda Keliru Tentang Semua Hal (Tapi Saya Pun Begitu) – “Banyak orang teramat terobsesi untuk dapat memiliki hidup yang ‘benar’, sampai-sampai mereka sesungguhnya idak benar-benar menjalani hidup itu sendiri.” Hlm. 136 
Arsitek Keyakinan Kita Sendiri – “Seorang komedian Emo Philips pernah berkata, ‘Dulu saya pikir otak manusia adalah organ yang paling ajaib dalam tubuh saya. Kemudian saya sadar siapa yang mengatakan ini.’ Fakta yang kurang menguntungkan adalah, hampir semua yang kita ‘ketahui’ dan percayai merupakan produk dari ketidakakuratan dan prasangka yang hadir dalam otak kita. Banyak atau bahkan sebagian besar nilai kita merupakan hasil dari peristiwa yang tidak mewakili dunia secara luas, atau dengan kata lain, hasil dari masa lalu yang keliru dipahami seluruhnya.” Hlm. 143
Berhati-Hatilah Dengan Apa Yang Anda Percayai – “Dalam upaya untuk mencapai kecocokan, pikiran kita kadang akan, dalam kasus seperti itu, menciptakan memori palsu. Dengan menghubungkan pengalaman kita sekarang dengan bayangan masa lalu tersebut, pikiran kita membuat kita bisa mempertahankan makna apapun yang telah kita buat.”     Hlm. 149
Bahaya Kepastian Murni – “Ketidakpastian merupakan akar dari semua kemajuan dan pertumbuhan. Seperti bunyi salah satu adagium kuno, manusia yang yakin dirinya mengetahui semuanya, tidak akan mempelajari sesuatu pun. Kita tidak bisa mempelajari apa pun tanpa pertama-ama tidak mengetahui sesuatu. Semakin kita mengakui kalau kita tidak tahu, akan ada semakin banyak kesempatan yang kita peroleh untuk belajar.” Hlm. 158
Hukum Menghindar Manson – “Semakin banyak bahaya yang mengancam identitas Anda, semakin Anda berusaha menghindarinya.” Hlm. 158
“Ketika Anda telah cara Anda untuk bisa hidup di dunia ini, tentunya Anda merasakan semacam kenyamanan. Nah, setiap hal yang menggoyang kenyamanan tersebut meskipun berpotensi membuat hidup jadi lebih baik pada dasarnya menakutkan.” Hlm. 159
“Saya katakan jangan temukan diri Anda. Saya berkata jangan kenali diri Anda. Karena inilah yang menjaga Anda untuk berusaha dan mencari. Dan ini akan memaksa Anda untuk tetap rendah hati dalam penilaian Anda dan menerima berbagai perbedaan dari banyak orang.” Hlm. 161
Bunuh Diri Anda Sendiri – “Saran saya: jangan jadi istimewa; jangan jadi unik. Definisikan ulang ukuran Anda denga cara yang biasa dan umum. Pilihlah sebuah ukuran untuk diri Anda bukan sebagai seorang primadona atau seorang jenius terselubung. Pilihlah ukuran diri Anda sendiri bukan sebagai korban yang mengerikan atau suatu kegagalan yang suran. Sebagai gantinya, ukur diri Anda dengan identitas yang lebih biasa: seorang siswa, seorang rekan, seorang teman, seorang pencipta.” Hlm. 163
Cara Menjadi Tidak Terlalu Pasti Pada Diri Sendiri – 
Pertanyaan #1: Bagaimana Jika Saya Salah? “Terdapat aturan umum, bahwa kita semua adalah pengamat yang paling buruk dunia, khususnya jika diminta untuk mengamati diri kita sendiri. Saat kita maraha, atau cemburu, atau kecewa, kadang kita justru menjadi orang terakhir yang mengetahuinya. Dan satu-satunya cara untuk menemukan hal ini adalah dengan melubangi baju zirah keyakinan kita sendiri, yaitu terus-menerus bertanya apa yang mungkin menjadi kekeliruan kita.” Hlm. 166
Pertanyaan #2: Apa Artinya jika Saya Keliru? “Aristoteles menulis, ‘Tanda dari seorang yang terpelajar ada pada kemampuannya untuk menertawakan suatu pemikiran tanpa harus menerimanya.’ Mampu melihat dan mengevaluasi nilai-nilai yang berbeda tanpa perlu menerapkannnya mungkin adalah keahlian utama yang dituntut untuk mengubah hidup seseorang dengan cara yang sangat berarti.” Hlm. 167
Pertanyaan #3: Apakah kekeliruan akan menciptakan permasalahan yang lebih baik atau buruk ketimbang permasalahan saya sekarang, baik untuk diri saya maupun orang lain?
“Ini bukan berarti tidak ada hal-hal sudah barang pasti akan membuat hidup seseorang itu kacau. Bukan pula berarti bahwa ada kalanya, Anda bisa jadi lebih benar ketimbang orang kebanyakan.” Hlm. 169
“Ini hanyalah sebuah kenyataan: jika rasanya seakan-akan Anda sedang melawan dunia, kemungkinannya adalah bahwa Anda sedang melawan diri Anda sendiri.” Hlm. 170

BAB 7
Kegagalan Adalah Jalan Untuk Maju – “Kegagalan sendiri adalah sebuah konsep yang relatif. Jika ukuran yang saya pilih adalah ambisi untuk menjadi seorang pendukung revolusi komunis yang anarkis, fakta bahwa saya gagal menghasilkanuang antara 2007-2008 justru menjadi sebuah kesuksesan besar. Tetapi jika, seperti kebanyakan orang, ukurang saya hanya mencari kerja mapan yang cukup untuk membayar tagihan dari sekolah, saya gagal total.” Hlm. 176
Paradoks Kegagalan/Kesuksesan – “Perbaikan dalam segala bidang, dilatarbelakangi oleh ribuan kesalahan kecil, dan besarnya kesuksesan Anda berdasar pada berapa kali Anda gagal melakukan sesuatu. Jika seorang lebih baik daripada Anda mengenai sesuatu hal, sepertinya itu karena dia telah mengalami kegagalan lebih banyak daripada Anda. Jika seseorang lebih buruk dari Anda, sepertinya itu karena dia belum mengalami semua pengalaman belajar yang menyakitkan seperti yang Anda rasakan.” Hlm. 174
Derita Adalah Bagian Dari Proses – “Tidak apa-apa itu bagus-itu permulaannya. Saya sungguh ingin menekankan sekali lagi, bahwasanya derita adalah bagian dari proses. Penting untuk merasakannya. Karena jika Anda membiarkan diri terlena dalam kepongahan dan pemikiran positif yang delusional, jika Anda tidak akan pernah menemukan motivasi yang menjadi syarat untuk benar-benar berubah.” Hlm. 180
”Belajarlah untuk menahan rasa sakit yang telah Anda pilih. Ketika memilih sebuah nilai baru, Anda sedang memilih untuk memasukkan bentuk rasa sakit yang baru ke dalam hidup Anda. Rasakan. Nikmati. Terima dengan tangan terbuka. Kemudian, lakukanlah.” Hlm. 183
Prinsip Lakukan Sesuatu – “Jangan hanya duduk-duduk. Lakukan sesuatu. Jawaban muncul.” Hlm. 185
“Kadang itulah yang perlu dilakukan agar bola salju menggelinding, tindakan diperlukan untuk menginspirasi motivasi agar tetap ada. Anda bisa menjadi sumber inspirasi Anda sendiri. Tindakan selalu ada dalam jangkauan Anda. Dan cukup dengan menggunakan ukuran ‘melakukan sesuatu’ untuk menilai kesuksesan Anda-maka kegagalan pun akan mendorong Anda maju ke depan.” Hlm. 189

BAB 8
Pentingnya Berkata Tidak – “Kebebasan membuka kesempatan untuk makna yang lebih besar, tetapi pada dasarnya tidak ada makna apa pun di dalamnya. Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk mendapatkan makna dan merasakan pentingnya sesuatu dalam hidup seseorang adalah dengan menolak alternatif yang ada, menyempitkan kebebasan, pilihan untuk berkomitmen pada satu hal, satu keyakinan, atau satu orang.” Hlm. 194
Penolakan Membuat Hidup Anda Lebih Baik –  “Kejujuran adalah kerinduan manusia yang alami. Tetapi kejujuran menuntut sebagian dari diri kita untuk tetap merasa nyaman saat mengatakan dan mendengar kata ‘tidak’. Dengan cara ini, penolakan sesungguhnya membuat hubungan kita lebih baik dan kehidupan emosional kia lebih sehat.” Hlm. 200
Batasan –  “Sebagian besar elemen cinta romantis yang kita kejar-tampilan kemesraan yang dramatis sekaligus emosional, penuh momen naik turun bahkan jungkir baik-bukanlah tampila cinta yang sehat dan asli. Kenyataannya, cinta tersebut seringkali hanyalah bentuk lain dari keegoisan yang sedang disandiwarakan dalam hubungan antar manusia.” Hlm. 202
“Di setiap hubungan yang tidak sehat atau beracun, akan muncul tanggung jawab yang buruk dan keropos di kedua belah pihak, dan akan ada suatu ketidakmampuan untuk mengutarakan dan atau menerima penolakan. Di setiap hubungan yang sehat dan saling mencintai, akan muncul batasan yang jelas antara dua orang tersebut serta nilai-nilai mereka, dan di situ akan ada satu tempat terbuka untuk memberi dan menerima penolakan ketika dibutuhkan.” Hlm. 203
“Si korban, jika dia sungguh mencintai sang penyelamat, akan berkata, ‘Coba lihat, ini adalah masalahku; kamu tidak perlu memperbaikinya untuk aku. Cukup dukung aku saat aku memperbaikinya sendiri.’ Itulah contoh dari cinta yang sebenarnya: bertanggung jawab atas masalah Anda sendiri, dan tidak membuat pasangan Anda bertanggung jawab atasnya. Jika penyelamat sungguh ingin menolong korban, dia akan berkata, ‘Perhatikan, kamu menyalahkan orang lain atas permasalahanmu sendiri; hadapi itu sendiri.’ Dan meski sekilas tampak kejam, itu sesungguhnya menunjukkan rasa cinta: menolong seseorang untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.” Hlm. 208
“Ini bukan tentang peduli tentang apa pun yang dipedulikan pasangan Anda; ini tentang memedulikan pasangan Anda tanpa peduli apa yang diberikannya. Itulah cinta yang tanpa syarat, sayang.” Hlm. 210
Bagaimana Membangun Kepercayaan – “Ketika prioritas tertinggi kita adalah untuk selalu membuat diri kita merasa senang, atau selalu membuat pasangan kita merasa senang, tidak akan ada seorang pun yang berakhir dengan perasaan senang. Dan hubungan kita pecah berkeping-keping bahkan tanpa kita sadari.” Hlm. 212
”Kepercayaan adalah bahan baku paling penting dalam segala jenis hubungan. Alasannya sederhana, tanpa kepercayaan, suatu hubungan sesungguhnya tidak berarti apa pun. Seorang gadis bisa mengutarakan cintanya pada Anda, ingin bersama dengan Anda, akan memberikan apa pun untuk Anda, namun jika Anda tidak memercayainya, tidak ada keuntungan apa pun dari pernyataan gadis itu untuk Anda. Anda tidak akan pernah merasa dicintai, sampai Anda percaya bahwa cinta yang diungkapkan gadis itu tidak disertai persyaratan khusus atau ditempeli embel-embel.” Hlm. 213
“Kepercayaan seumpama piring atau terakota China. Sekali Anda merusaknya, dengan perhatian dan kasih sayang, Anda dapat menyatukan pecahan-pecahannya kembali. Tetapi begitu Anda merusaknya untuk yang kedua kali, kepingannya akan menjadi lebih banyak dan membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk menyatukan pecahan-pecahan itu kembali. Jika Anda memecahkannya lagi dan lagi, pada akhirnya barang itu akan remuk hingga tidak mungkin lagi dipulihkan seperti sedia kala. Ada terlalu banyak kepingan yang tidak utuh, dan terlalu banyak serpihan.” Hlm. 215
Kebebasan Melalui Komitmen – “Komitmen memberi Anda kebebasan karena perhatian Anda tidak tidak lagi teralihkan oleh hal-hal yang penting dan tidak karuan. Komitmen memberi Anda kebebasan karena ini mengasah perhatian dan fokus Anda, mengarahkannya kepada apa yang paling efisien untuk membuat Anda sehat dan bahagia. Komitmen membuat pembuatan keputusan lebih mudah dan menghilangkan setiap ketakutan akan kehilangan; mengetahui bahwa apa yang sudah Anda miliki tidak cukup baik, mengapa Anda bahkan stres mengejar sesuatu yang lebih, lebih, lebih lagi. Komitmen mengizinkan Anda untuk secara sadar berfokus pada sedikit sasaran yang sangat penting dan mencapai derajat kesuksesan yang lebih tinggi ketimbang mereka yang menhindari komitmen.” Hlm. 219 

BAB 9
... Dan Kemudian Anda Mati – “Anehnya, kematian seseoranglah yang pada akhirnya memberi saya alasan untuk hidup. Dan mungkin momen terburuk dalam hidup saya adalah juga momen yang paling mengubah hidup saya. Kematian membuat kita takut. Dan karena menakutkan, kita menghindar untuk memikirkannya, membicarakannya, kadang bahkan mengakuinya, bahkan ketika itu terjadi pada seseorang yang dekat dengan kita. Namun, dengan cara yang aneh, berlawanan, kematian akan menjadi sebuah cahaya yang mampu menerangi bayangan makna-makna kehidupan. Tanpa kematian, semua terasa tidak penting, semua pengalaman, semua ukuran dan nilai tiba-tiba menjadi nol.” Hlm. 226
Sesuatu Di Luar Diri Kita – “Becker kemudian sampai pada sebuah kesadaran yang mencengangkan di akhir hidupnya: bahwa proyek keabadian orang-orang sesungguhnya adalah masalah, bukan solusi; daripada berusaha mewujudkan diri konseptual mereka secara megah, kadang dengan cara yang berbahaya, orang-orang seharusnya mempertanyakan diri konseptual mereka, dan mencoba semakin bersahabat dengan realita kematian diri mereka sendiri. Becker menyebut ini ‘antidot yang pahit’, dan berusaha berdamai dengan dirinya sendiri saat dia menatap kematian. Asumsi bahwa kematian itu buruk memang tidak bisa dihindari. Karena itu, kita seharusnya tidak menghindari kesadaran ini, tapi menghadapinya sebaik mungkin. Karena begitu kita merasa nyaman dengan fakta kematian kita sendiri-akar ketakutan, kecemasan yang memotivasi semua ambisi hidup yang dangkal, kita aka mampu memilih nilai kita dengan lebih bebas, tidak dikendalikan oleh pencarian keabadian yang tidak logis, dan membebaskan kita dari pandangan dogmatik yang berbahaya.” Hlm. 232
Sisi Cerah Kematian – “Menghadapi kenyataan mengenai kematian Anda sendiri penting, karena ini melenyapkan semua nilai buruk, rapuh, dangkal dalam hidup. Sementara sebagian besar orang bersungut-sungut akan hari-hari yang mereka lalui ketika mencari uang, atau mencari tambahan ketenaran dan perhatian, atau mencari sedikit lagi kepastian bahwa mereka tidak bersalah atau sungguh dicintai, kematian menghadapi kita semua dengan satu pertanyaan yang jauh lebih menyakitkan dan penting: apa warisan Anda?
Bagaimana dunia akan menjadi berbeda dan lebih baik setelah Anda tiada? Pengaruh apa yang Anda berikan? Mereka berkata bahwa kepakan sayap seekor kupu-kupu di Afrika akan menyebabkan topan badai di Flordia; lalu topan badai apa yang akan Anda tinggalkan di belakang Anda?” Hlm. 238
“Anda hebat. Ya, sudah. Entah Anda sadari atau tidak. Entah orang lain sadari atau tidak. Dan itu bukan karena Anda meluncurkan suatu aplikasi iPhone, atau menyelesaikan sekolah setahun lebih awal, atau memberi kapal yang keren. Hal-hal ini tidak menerangkan apa yang disebut kehebatan.
Anda sudah hebat karena di depan wajah kematian tak berujung yang membingungkan dan pasti, Anda terus memilih apa yang perlu Anda pedulikan dan apa Anda pikir bodo amat. Dari fakta ini saja, membuat pilihan sederhana berdasarkan nilai hidup Anda, sudah membuat Anda dicintai. Bahkan ketika Anda tidak menyadarinya. Bahkan jika Anda tidur di selokan dan kelaparan.” Hlm. 241
“Apakah semuanya baik-baik saja? Apa yang kamu rasakan sekarang? Saya mengambil jeda, sambil masih tersenyum. ‘Hidup. Sangat Hidup.’” Hlm. 243

Komentar

Postingan Populer