"Kanal Progresif : Narasi Mistikus berTuhan"
"Narasi Mistikus berTuhan"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi
Lalu, bagaimana gambaran daripada bentuk dan atau kondisi manunggal dari keadaan ekstasis yang sedang oleh mistikus? salah satu bentuknya adalah menyatu dengan Tuhan. Dan, suatu yang dialaminya digambarkan dengan al-fana atau al-baqa. Yakni al-fana an-nafs, artinya hancurnya perasaan atau kesadaran tentang adanya tubuh kasar manusia.
Hal ini diterangkan oleh Qusyairi:
"Fananya seseorang dari dirinya dan dari makluk lain terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan tentang makluk lain itu.... Sebenarnya, dirinya tetap ada dan demikian makhluk lain ada, tetapi ia tidak sadar lagi pada mereka dan pada dirinya."
Melihat tulisan di atas tentu kita mulai (kembali) memahami bentuk eksistensi tinggi kita sebagai manusia. Aah jangan terlampau tinggi bung bahasanya! baiklah kita kembali ke bawah melihat beberapa narasi-narasi ke belakang terutama saat ini ketika kita menjadi mahasiswa yang seringkali kita agungkan, dengungkan dan dakwahkan. Atau justru tak pernah mendengarnya karena berbagai haluan diaspora dalam kampus? disini mahasiswa seringkali melewatkan momen-momen berharga yang bisa membuat sisi religius berkembang dengan seiringnya sisi intelektualitas.
Contoh konkret? aku rasa kita sudah mengalaminya baik secara langsung maupun tidak langsung sedari awal, entah itu ospek atau apapun namanya sebaiknya peka. Sampai sekarang saya berproses, sejatinya saya sendiri masih merasa menghianati status sebagai kaum intelektualitas, humanitas dan khususnya religiusitas. Mungkin juga menghianati kaum yang terkenal dengan cap idealis dan demokratis ini.
Entahlah, bingung ambigu atas segala rasa dengan seribu jawaban yang takkan pernah ada. Intinya? simpul dan jawablan sendiri, tulisan ini saya buat atas kegabutan dan kebosanan permasalahan kultur yang ada.
Komentar
Posting Komentar