"Kanal Progresif : Pancasila, Masihkah Ada?"

"Pancasila, Masihkah Ada?"
“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu –
Kemanusiaan itu sendiri?”
Oleh Aris Rasyid Setiadi


Note : Versi podcast naskah ini tersedia di Instagram PC IMM Banyumas, linknya ada disini

[ Prolog ] Tiap 1 Juni kita mendengar dan membaca selalu diperingati sebagai hari lahir Pancasila, dimana sebagai dasar negara yang menjadi pemersatu Bangsa, dari Sabang sampai Merauke. Dalam sejarahnya sejak pemerintah Orde Baru penetapan hari Pancasila ini tidak jelas, bahkan pada tahun 1970 saat pemerintahan Soeharto melalui Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban atau Kopkamtib pernah melarang peringatan 1 Juni sebagai lahir Pancasila. Kini terlepas dari itu, dari sejarah panjang perjalanan di masa Orde Baru hingga akhirnya ditetapkan 1 Juni sebagai hari Pancasila.
Cerita ini bermula 1 Juni 1945 saat Bung Karno pertama kali mengucapkan kata ‘Pancasila’ di sidang BPUPKI di dalam ruangan yang kini dikenal sebagai Gedung Pancasila Sukarno berpidato menawarkan gagasan mengenai dasar negara Indonesia merdeka di hadapan sekitar 65 anggota sidang BPUPKI. Sukarno menawarkan lima sila yang terdiri: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Gagasan dasar negara bernama Pancasila yang diusulkan bung Karno ini kemudian dirundingkan oleh para tokoh dalam BPUPKI dan hasilnya berkembang menjadi dasar negara atau Pancasila seperti yang kita kenal saat ini. Hal 
[ Inti Materi ] Mudahnya Pancasila menjadi dasar berkehidupan, berbangsa dan bernegara Indonesia, terutama dengan nilai-nilai yang ada didalamnya. Sebut saja nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Tetapi apakah aktualisasi Pancasila hari ini sudah sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa dan kita semua?
Maraknya kasus-kasus yang silih hadir berganti mewarnai perjalanan bangsa Indonesia yang menandakan nilai-nilai keluhuran Pancasila sendiri belum tergambarkan yang semestinya. Misalnya saja korupsi dengan kasus mega-korupsi seperti skandal PT TPPI, BLBI Jiwasraya, Bank Century, Hambalang, ASABRI, E-KTP, Pelindo, dan lainnya. Contoh lain adalah maraknya konflik-konflik berdrama agama? Tontonan-tontonan elit atau oknum dengan praktik-praktik yang tanpa batas, fitnah, hoaks yang melabrak etika, keadilan dan keadaban yang membunuh karakter bangsa? Atau ujaran-ujaran kebencian atau hate speech terus berkumandang tiap titik waktu sesama anak bangsa? atau contoh lain dimana kompetisi untuk meraih kekuasaan yang kental diwarnai dengan upaya yang saling menyingkirkan satu sama lain di demokrasi tatanan politik bangsa? dan contoh terakhir adalah ketimpangan dan ketidakadilan masih ada dan terus lahir disana-sini, persoalan hukum yang berat sebelah, persoalan undang-undang cacat yang sangat berpotensi pada konflik sosial negara yang akhirnya mengganggu stabilitas negeri. Cerita semacam ini sangat kontras dengan tujuan lahir dari Pancasila dan Demokrasi itu sendiri.
[Kesimpulan; Solusi dan Refleksi] Fenomena-fenomena tadi merupakan contoh nyata betapa moralitas anak bangsa ini telah menjauh dari nilai-nilai luhur Pancasila, nilai-nilai Ketuhanan yang transedental, nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dan persatuan. Kini sudah sepatutnya kita sebagai mahasiswa, sebagai agen perubahan, agen sosial kontrol, sebagai agen bangsa mampu banyak bicara dalam mereaktualisasi nilai-nilai falsafah Pancasila sebagai upaya pengembalian dan pembentukan moralitas bangsa. Bukan sebatas menghafalkan namun juga menerapkan. Memberdayakan kembali atau memberi spirit terhadap peranan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah negara, ideologi, cita hukum dan menjadikannya sebagai sumber dari segala sumber hukum. Mampu menjadikan pilar utama untuk menjawab kompleksitas zaman, memajukan dan mengayomi bangsa Indonesia, hari ini dan nanti.

Sajak Garuda
Aku lahir untuk kebersamaan, bukan pemutus kerukunan
Aku hadir untuk menguatkan, bukan alibi perpecahan
Akulah sang Garuda, sang Pancasila

Selamat hari lahir Pancasila, 1 Juni 2020. Semoga apa yang kita lakukan menjadi refleksi nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. “Inilah yang meyakinkan kita bahwa apa yang ada di Pancasila, Logo berlambang Garuda ini memang lahir untuk Indonesia”.

Komentar

Postingan Populer