"Diary Senja & Hujan"

"Diary Senja & Hujan"
“Tiada yang menafikkan bahwa manusia suka bercerita dengan senja–hujan yang mampu mendamaikan sisi kehidupan"


Cerita ini kutulis H+1 setelah acara semalam suntuk itu selesai, ya kita tahu acara apa itu. Acara MUSYANG dan HUT IMBARA IAIN Purwokerto yang ke-3. Alhamdulillah diriku ikut senang dengan berbagai drama, luka maupun cerita yang ada sampai pada detik pergantian waktu malam kala itu. Sukses selalu ke depannya walau mungkin tanpaku (lagi). Sedikit berpikir tidak untuk semuanya aku turut senang dan bahagia, masih ada beberapa hal yang sangat-sangat aku sayangkan. Salah satunya mengapa Hujan yang aku inginkan itu hadir di waktu yang salah? Seperti lagunya Fiersa Besari saja bukan? Tahukah hujan disertai angin semalam kala itu benar-benar deras sehingga mampu melukis jelas uratan di dahiku. Terlebih ditambah dengan hal-hal lain yang saling berdesakkan memenuhi ruang pertanyaan dalam pikiranku. Entah, begitu kacau karena aku merasa lagi dan lagi tak memenuhi janjiku kepada diri sendiri. Seperti rencana malam itu aku ke kota masa kecilku, Purwokerto gagal begitu saja untuk bertemu kawan-kawan ngopiku dan beberapa rencana lain karena hujan  dan angin deras ini. 

“Hhh semakin riweuh saja diriku” pikirku malam itu

Sebelum dan setelahnya aku masih saja membaca do’a-do’a agar hujanku reda, ditambah juga do’a dari sahabat karibku berharap semakin melunakkan tangisan awan ini. Namun setelah diperhatikan sekian lama masih saja tetap sama.

Hhm hujan. . hujan. . kau masih sama seperti ini, Apakah kau masih merindukanku? Dimanapun saat aku berada? Bahkan saat kutinggalkan sejauh apapun? Sungguh hujan malam ini yang tak sepenuhnya menenangkanku.

Namun, diriku juga tetap mencoba menyambut senang atas kehadiranmu, hujanku. Dimana kau mencoba mendinginkan perasaan yang tak pernah kuinginkan hadir ini dikala larut malam dan perjalanan pulangku nanti. Anggap saja kita impas, kau mampu membayar kekecewaanku atas kesediaan waktumu dan aku tetap menerimamu dengan kehadiran tak bersurat malam itu. Hujan yang tak sepenuhnya menenangkan memang, namun pada sejatinya kita sama-sama saling membutuhkan.

"Anggap saja kita impas, sama-sama saling mengecewakan dan melengkapi puzzle suka-derita satu sama lain"

Ohya dan untukmu yang rela hujan-hujanan sendirian kamu hebat, begitu hebat. Siapapun. Terlebih untuk seseorang yang kadang cuek di chat itu, semalam dirimu dapat mengatur dan mencoba menjalankan sebuah tugas yang 'tak terlihat' dengan begitu baik. Pertahankan!! dan ngomong-ngomong kadonya dirawat baik-baik yaa dan jangan unmood teruss nggeh karena kita tak sesempurna dan sedewasa apa yang terlihat. hehe


Komentar

Postingan Populer