"Kanal Progresif : Secangkir Rasa untuk Puan dan Tuan"

 "Luka di Persimpangan"

“Jika satu hal kebaikan bagi kemanusiaan masih kurang, tidakkah yang kurang itu- Kemanusiaan itu sendiri?”

Oleh Aris Rasyid Setiadi

Sumber: Hops.id

Beragam masalah selalu hadir dalam ruang-ruang publik kita saat ini, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terutama yang sedang marak adalah di bidang politik, hukum dan keamanan, saat ini marak aksi-aksi ‘teroris’ rakyat, ‘impostor’ rakyat dan semacamnya. Anak-anak busung lapar belum hilang dari data dan angka, di sektor ekonomi kita terus minus bahkan resesi, urusan bencana non alam yakni pandemi covid-19 belum juga terdamaikan, begitu lambat penanganannya. Contoh lain masih terekam jelas bagaimana aspirasi kita untuk RUU KPK atau RUU PKS sama sekali tidak terdengar diiyakan, hanya sekedar menenangkan susasana dengan mengulur-ngulur dan setelahnya tetap sah ketok palu? terlebih saat ini di waktu malam hari beberapa waktu yang lalu yang katanya para Dewan Wakil Rakyat itu ketok palu RUU Ciptaker atau RUU Omnibus Law yang nyata-nyata secara jelas ditolak oleh masyarakat dan seluruh elemen bangsa. Sungguh tidak tahu malu, bagaimana narasi-narasi yang kami sampaikan selaku rakyatmu sejauh ini apakah tersampaikan? Memoar-memoar luka cerita kelam seolah tak menghentikan perilaku amoral para kaum elitis ini, bahkan hanya untuk sekedar menyampaikan aspirasi kami saja kau matikan micnya?

Padahal semua itu dijamin jelas dalam konstitusi. Ini pertanda negara dan lembaga yang seharusnya ada tidak hadir di saat rakyat membutuhkan sebagai lembaga yang memiliki otoritas dalam menjamin kehidupan bersama, mengatur ketertiban umum sebagaimana sekali lagi, jelas terutang, eeh tertuang dalam konstitusi.

Banyak faktor yang menjadi sebabnya. Tapi yang pasti, ada satu faktor mendasar yang menjadikan semua itu terjadi, yaitu kegagalan para elit kita, khususnya pemimpin publik. Sejatinya ketika dihadapkan dengan kondisi seperti sekarang ini ia berani mengambil alih masalah negara menjadi tanggung jawab dirinya. Dimana ia menjadi problem solver terhadap apapun yang terjadi di lingkungannya. Jikapun ada dan hadir, masih malas berpikir, tidak lugas dan tegas dalam mencari solusi, masih tambal sulam. Sehingga berulangkali dampak perubahannya tidak tersampaikan dan signifikan dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat sebagai penerima layanan.

Masalah-masalah publik sebagaimana dikemukakan diatas tidak terselesaikan secara tuntas, meskipun telah terjadi beberapa dalam kepemimpinan politik. Hal penyebab lainnya adalah kita sepakat bahwa kemampuan komunikasi pemimpin bangsa ini kurang efektif, khususnya dalam meredam situasi konflik yang ada. Faktanya, kadangkala pemimpin saat ini terkadang justru dianggap sebagai bagian dari masalah itu sendiri yang harus diselesaikan.

Apakah anda sepakat? Mari kita selesaikan bersama chaos amoral ini bung.

Masalah moral masalah akhlak biar kami cari sendiri !

Urus saja moralmu urus saja akhlakmu !

Peraturan yang sehat yang kami mau !

Komentar

Postingan Populer