Kanal Progresif : Ibn Tufail
Sumber : pinterest.com |
Risalah Hayy ibn Yaqzan secara simbolis memuat pemikitan filsafat Ibn Tufail yang meliputi berbagai aspek. Berikut pandangannya tentang Tuhan.
Setelah Ibn Tufail berpikir tentang alam semesta dengan seisinya beraneka ragam, maka diyakini bahwa alam ini ada penciptanya, yang tiada lain adalah Tuhan. Dia yang mengeluarkan dari “ketiadaan” ke maujud (creatio ex nihili) dan tidak mungkin keluar (tercipta) dengan sendirinya. Dari itu pasti ada pelaku penciptaan tersebut. Pelaku ini tidak diketahui dengan indera, sebab bila diketahui indera berarti ia berupa beda (materi). Dan kalau berupa materi, berarti masih merupakan bagian dari unsur alam dan tentunya itu diciptakan. Benar kan? Dengan kata lain memerlukan pencipta atau siapa yang menciptakannya.
Andaikata pencipta kedua juga berupa materi, tentu juga membutuhkan pencipta ketiga, keempat, dan seterusnya. Proses seperti ini berarti absurd, tidak dapat diterima akal sehat. Dengan jalan pemikiran tersebut berarti harus ada yang maha mencipta alam ini yang tidak berupa materi. Dan jika ia berupa immateri, berarti tidak mungkin dapat diketahui dengan indera, karena panca indera hanya mampu menangkap yang bersifat materi. Karena Ia bersifat immateri, maka Ia tidak dapat diimajinasikan secara tepat.
Selanjutnya, ketika berbicara tentang Tuhan dan alam adalah kekal. Ibn Tufail menafsirkan kekekalan tersebut dengan membuat formulasi yang berbeda antara kekekalan dalam esensi dengan kekekalan dalam waktu. Contohnya, jika kita memegang sebuah benda dengan tangan, lalu tangan kita itu gerakkan, maka pasti benda itupun akan bergerak juga karena gerakan tangan tersebut, bahkan memulainya sama. Maka demikian juga dengan alam ini, diciptakan oleh penciptanya tanpa terikat oleh waktu.
Mudahnya inilah pandangan sederhana yang dapat kita pelajari dari Ibn Tufail tentang Tuhan. Dikutip dari buku Filsafat Islam dengan pengarang Dr. Maftukhin M.Ag dengan bahasa penulis sendiri.
Komentar
Posting Komentar