Edisi Spesial: Resensi Novel Senja & Pagi

 Resensi Novel Senja & Pagi

Novel 200 halaman dengan 16 chapter ini tentu tak asing lagi bagi para penggemar Allfy dan Linka bukan? sebuah novel perdana yang sangat dinantikan karena cerita perjalanan dua insan yang berbeda segalanya hingga bersatu mengikat janji di atas nama agama dan cinta dan semua itu merupakan cerita nyata.

Oke sebagai pengingat kembali disini akan dituliskan 16 chapter tersebut, sebelum chapter pertama tentu ada bagian “Intro” yang keren dimana Allfy mengatakan kepada ayahnya agar keluar dari kuliah ataupun Linka yang terikat dengan ayahnya dalam gerbang utama keputusan masa depannya. 

Nama-nama judul Chapter: Asal Mula Senja, Jalan Senja, Proses Senja, Waktu Senja Tenggelam, Mimpi Senja, Mantra Senja, Tekad Senja, Puncak Senja, Senja Baru, Menerka Pagi, Menemukan Pagi, Meraih Pagi, Menggandeng Pagi, Bersama Pagi, Mimpi Kecil Pagi dan terakhir Senja dan Pagi. Dari 16 chapter tersebut menurut penulis dapat kita bagi kedalam 6 poin inti. Tanpa lebar panjang mari kita simak perjalanannya !!

Poin pertama menceritakan tentang Proses Allfy bermusik dan awal penggunaan nama “REV”, cerita dimulai dengan kalimat “Kalau kamu serius dengan bakatmu, jalaninya harus seratus persen, jangan setengah-tengah,” kata Ayah kepada Allfy yang menjadi cerita awal bermusik yang bisa dilihat masuk eskul musik saat SMP maupun masuk ke dalam SMK Seni di Surabaya. Saat berada di SMP terselinap dalam pikirannya “Kamu perlu nama panggung, Fy.” Setelah mencari kesana kemari hingga pada akhirnya kurang dari tiga menit, Allfy sudah berada di perpustakaan sekolah dan akhirnya menemukan kata /Revulsion/; kb perubahan (perasaan); reaksi mendadak atau perubahan secara mendadak. FIX !

Apa yang didapat selama SMK mengubah kepribadian Allfy sehingga lebih liar dan agresif semua hal yang menyangkut musik. Peran Ayah Allfy juga menjadi pengingat keteguhan terhadap cita-cita tersebut semuanya diceritakan dalam cerita pertama ini.

Poin kedua menceritakan tentang Keputusan Allfy untuk memilih antara kuliah dan launchpad. Terdengar tak biasa bukan? Ya ini adalah cerita inti kedua menurut resentor yang menjadi titik “REV” pertama secara tidak langsung. Cerita dimulai pasca SMK Seni di Surabaya Allfy memilh sebuah STMM (Sekolah Tinggi Multi Media) yang berada di Yogyakarta. Tentu pada awal semester mencoba memproduksi karya namun nyatanya gagal berkali-kali bahkan produksi yang sampai melibatkan 40 orang. Soal pilihan kuliah dan launchpad di suatu malam pasca shalat Maghrib Alffy mengatakan seperti ini di depan ayahnya 

“Kayaknya, udah cukup saya kuliah. Uang semesteran saya, kan, lumayan mahal, kayaknya mending saya beliin launchpad. Saya butuh alat ini...” 

beberapa dialog berjalan hingga pada akhirnya “Kamu bosan kuliah memangnya?” dan “Ya bebas deh. Kamu udah punya rencana, tinggal jalanin bener-bener.” Dan ditambah beberapa obrolan lainnya dari ayah.

Tentu di titik inilah Allfy merasa harus bertanggung jawab atas pilihan dan kepercayaan dari ayahnya tersebut. Dari sinilah resentor dapat mengatakan bahwa apa yang dibawakan olehnya merupakan nilai-nilai seni yang berhasil dan sukses.

Lanjut ke poin ketiga ialah cerita tentang perjuangan Allfy membuat MV Asian Games 2018 yang menjadi pencapaian awal karir yang luar biasa akan tantangan. Cerita dimulai saat karya mashup video untuk merayakan Asian Games yang diapresiasi oleh INASGOC sehingga mendapatkan penawaran untuk tampil dalam Closing Ceremony of Asian Games 2018. Namun langsung ditolak karena tampilnya secara solois karena dengan kontribusi timnya ia berhasil mendapatkan itu dan menawarkan pertimbangan untuk hal tersebut”. Dengan gigihnya teman-teman mengatakan kepada Allfy menerima dan tetap tampil walaupun tanpa teman-teman atau timnya tersebut.

Next poin keempat, di poin ini menceritakan project single kedua pasca Great Tommorow dan tampilnya Allfy di Closing Ceremony Asian Games sekaligus pencarian cast untuk MV yang menemukannya dengan sosok Linka Angelia.

“Coba kamu bikin lagu cinta-cintaan, Fy. Lagu yang lebih komersil,” ucap Mas Budi. Dengan karakteristik Allfy yang bukan hanya sekedar lagu namun juga dapat menyampaikan pesan dari musik itu adalah urusan besar hingga memutuskan dengan apa itu lagu cinta yang sakral. Hal ini dilewatinya dengan penuh semangat hingga menulis naskah yang terakhir dengan tulisan ending: melamar. Waah ini lebih dari sekedar roman memang.

Selanjutnya proses pencarian talent setelah melewati beberapa dialog dengan calon talent semuanya dirasa kurang bisa maksimal dalam penjiwaan menjadi pemain. Sampai akhirnya.... Allfy terpaku oleh satu sosok. Seorang perempuan menyandang sebuah tabung yang biasa dibawa-bawa anak teknik. Kelihatan tomboy dan nggak neko-neko, ya dialah Linka Angelia ! 

Poin kelima, di poin ini Allfy mempunyai tekad untuk bertemu dengan ayahnya Linka untuk membuktikan keseriusannya dan beberapa hal lucu dengan ‘kode’ dari Allfy yang ternyata tidak di tangkap oleh Linka. Cerita dimulai saat Allfy mengatakan “........ Aku harus ketemu papamu.” Yang dihadapkan dengan sosok ayah Linka yang begitu akademis, disiplin dan selektif dalam memilih setiap keputusan Linka termasuk dengan pasangan hidupnya. Hal ini dibuktikan seperti dengan menolak pria berseragam yang dirasa cocok!. Dengan beberapa dialektika rasa dan cerita pada akhirnya ayahnya Linka memberikan restu dengan obrolan via telpon antara Linka dan Allfy :

“Papa, Fy...”

“Papa kenapa, Linka?” tanya Allfy khawatir

“Papa ngasih kita jalan, Fy.” Ucap Linka

.....

Finally, cerita akhir! poin keenam atau terakhir mengisahkan tentang persiapan konsep pernikahan, perjalanan membuat MV Senja dan Pagi hingga proses akad sampai resepsinya.

Atau pembiacaraan mereka tentang MV Senja dan Pagi seperti dibawah ini?

“Kita tuh, kayak senja dan pagi, nggak sih?”

“Kenapa nggak ‘senja dan pagi’ judulnya? Balas Linka

“Iya ya, ‘senja dan pagi’. Keren, keren. Menggambarkan kita berdua. Aku menyerupai senja, yang selama ini bertanya-tanya tentang sosok yang aku kira hanya fiksi. Sampai akhirnya kamu datang, menyerupai pagi yang selalu hadir menopang senja.”

....

Atau kita bisa lihat pembicaraan lain antara keluarga Linka dengan Allfy soal video MV Senja dan Pagi dibawah ini :

“Wih, keren.” 

“Nanti ini ditayangin di pernikahan, kan, berarti?” ucap ayah Linka

Ini adalah momen yang dapat kita baca dalam novel yang dapat kita pahamkan bahwa video tersebut adalah bagian dari konsep pernikahan yang akan dilakukan.

Dan beberapa waktu menjelang akad sempat ada beberapa permasalahan yang perlu turun langsung baik dari Allfy maupun Linka hingga cerita-cerita lucu dan menegangkan yang menjadi proses dalam perjalanan pembuatan movie clip Senja dan Pagi bahkan proses akad sampai resepsi mereka yang benar-benar luar biasa sehingga menampilkan sisi mimpi liar mereka secara berbeda dan luar biasa.

Di bagian “Outro” yang keren dengan menceritakan Allfy dan Linka dalam suatu momen setelah mereka shalat berjamaah dan saling bercerita dalam sudut pandang masing-masing dengan bumbu bagaimana Tuhan menjadikannya indah di tiap titik cerita. Dan cerita berakhir untuk chapter pertama ini dengan sangat meyakinkan.

Jadi bagaimana kawan? Sudah pernah membaca novel ini dan menunggu akan ulasan atau resensi novel chapter lanjutan keduanya? Yes, we will see soon in this my blog. Thanks and have a great day.



Komentar

Postingan Populer