"Diary Senja & Hujan"
Karena kebenaran akan terus hidup
Sekalipun kau lenyapkan. . .
Terdengar begitu ironi lagu tersebut, lagu yang dibawakan anak dari Aktivis HAM Munir yakni Fajar Merah yang tak asing di telinga kita terutama mahasiswa.
Ehh hai hujan dan kawan-kawanku, bagaimana keadaan semangatmu? Baiknya tak perlu memaksakan bahwa keadaanmu itu baik-baik saja, namun semoga dalam keadaan semestinya, entah dalam kondisi apapun yang Tuhan bermaksud baik untukmu. Dan aku suka atas akhir minggu nanti kita dapat rileks sejenak pikiran dengan melakukan misi kemanusiaan sederhana yang dapat memberikan kepuasan batin yang sudah jarang dirasakan. We’ll done it.
Tentu kita merasa senang ketika dapat melakukan hal-hal kemanusiaan, dalam bentuk apapun kita merasa mampu dan bahagia atasnya. Tanpa satu alasan dan hakikat manusia sendirilah yang menjelaskan. Ibarat aku menyayangimu artian sebagai sebuah rasa, sebuah rasa kebutuhan yang alamiah.
Terlebih soal keberlangsungan masa depan, secara sederhana aku harus punya prinsip kemanusiaan. Termasuk untuk lima hari inti yang kumaksudkan (mungkin bisa bertambah), dimana merupakan daftar hari-hari inti yang dapat membuatku lebih hidup. Karena bagiku jikalau hidup tanpa tekanan, hari-hari inti kehidupan yang dihadiahkan Tuhan tersebut akan hampa, sia-sia. Hanya berjalan kosong dan akhirnya konsep kehidupan menjadi mentah.
Soal agar selalu teringat? Tidak terlalu sulit, auto inget saat melihat notes dalam scroll halaman menu layar handphoneku.
Dan bagaimana denganmu? Mari berdialog, kau tahu sayang? aku sangat menantikan wajah bulatmu agar dapat menceritakan penuh dengan hangat tawamu.
. . . .
Layar notif berkata. . .
“Terus ingat lima hari inti hidupmu ris, pastikan tersemogakan baik.”
“Aamiin..”
Komentar
Posting Komentar