"Diary Senja & Hujan"
Bumi terbangun
Tersadar dia sendiri..
Terdengar sayup-sayup kecil suara alarm sore ini, menandakan bahwa aku harus bangun dan lekas mandi agar kondisi fisik menjadi lebih baik. Minggu sebelumnya menjadi penanda awal dengan kegiatan yang mulai aktif dan memastikan berjalan semuanya. Sedikit rasa antusias menemani perjalanan minggu ini, selebihnya mungkin menyenangkan jika dipikir-pikir.
"Selamat sore, jaga semangat !!" menjadi tulisan yang kubaca di alarm. Dengan rasa lelah yang masih menghantui kubergegas bangun, mandi lantas mulai menata kembali hari esok, sedikit pekerjaan rumah untuk minggu depan kembali terpikirkan dengan beberapa task dan timeline janji yang sudah kubuat selama satu minggu ke depan.
Beberapa pesan whatsapp masuk, ada yang mengajak liburan, memastikan kepastian dan konfirmasi kehadiran atau sekedar membalas pesan dengan harapan. Semuanya menjadikan satu notif keseharian yang lumrah bagiku, terlebih kini menyoal prioritas yang kucoba untuk evaluasi ulang. Kupilah-pilah perlahan berdasarkan kepentingan dan kemauan diri, tentunya aku harus berhasil menuntaskan semuanya dalam satu minggu ke depan.
Merebahkan punggung ke kursi kamar dan otomatis mulai berfikir kesana-kemari merumitkan pikiran dan akhirnya menghasilkan kata-kata bahwa ada derita yang perlu kamu rasakan. ada luka yang perlu kamu diamkan maupun ada senyuman yang perlu kamu pertahankan teruntuk beberapa orang.
Aku hidup dengan cerita dan narasi yang Tuhan berikan, namun aku juga berhak menentukan masa depan kuinginkan. Sedikit demi sedikit menetaskan cerita-cerita perjuangan. Perjuangan hidup memang untuk hidup, bertahan dan tersiksa menikmati pikiran, derita, luka maupun senyuman yang perlu kita pertahankan.
Komentar
Posting Komentar