"Senja & Hujan Journey"

"Senja & Hujan Journey"
“Tiada yang menafikkan bahwa manusia suka bercerita dengan senja–hujan yang mampu mendamaikan sisi kehidupan"


Hai.. bagaimana kabarmu selama 4 bulan terakhir? masih bermain sana-sini tak jelas atau rebahan ria? waduhh mungkin ini pertanda hidupmu belum berubah ke arah yang lebih baik, benar bukan? sebenarnya banyak hal mudah yang bisa dilakukan kala dirumah, misal mendekorasi kamar kita, merawat buku dan mendewasakan kenangan. Eeh yang terakhir sepertinya menarik nih, ngomong-ngomong soal kenangan aku punya sebuah kenangan yang untukku pribadi yang lucu namun menarik. Siap berimajinasi?
Tanpa perlu basa-basi lagi, mari seduh minuman hangat dan rasakan perpaduan ceritanya..
Kenangan ini bermula saat hujan beberapa minggu terakhir sering datang untuk mendinginkan suasana di muka bumi, akupun sangat senang bukan kepalang, melihat hujan turun untuk menyuburkan hijaunya tumbuhan, mengistirahatkan bumi sejenak dan tentunya menjadi teman bermain anak-anak polos entah dengan sepeda, lumpur atau apapun itu di bawahnya. Sungguh aku ikut berbahagia, melihat dunia yang seimbang dan saling membuat tersenyum riang satu sama lain, mudahnya kita sebut sebagai harmonisasi alam dan manusia. Turut berbahagia walau ada satu hal tersisa yang menjadi sebuah pertanyaan atas itu semua? aku rasa kau tahu dan pernah memikirkannya.
Ya disini aku terlalu membawa imajiku bermain-main bersama hujan, imaji yang cenderung kurang baik dalam melihat segala hal sehingga aku tak suka terhadap riangnya anak-anak kecil yang bermain tadi, imaji itu seolah-olab mengatakan "mereka begitu mudahnya tertawa tanpa melihat sisi lain indahnya awan sore, yaitu senja yang kini terabaikan" katanya. Sementara aku selalu menunggu senja di jendela persegi panjang ruang tamu rumah, namun apakah senja sore ini tidak datang? apakah karena hujan dia tidak datang? atau memang hujan bermaksud untuk merasakan kehilangan? apakah senja merasa harmonisasi alam tidak pernah ada? ribuan asumsi selalu hadir silih berganti di kepalaku, semua merasa benar dengan alasannya sehingga membuatku merasa lelah atas konteks apapun yang sama. Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk ikut bermain hujan dikala kerinduan memuncak terhadap sang senjaku.

Komentar

Postingan Populer