"Diary Senja & Hujan"
"Diary Senja & Hujan"
“Tiada yang menafikkan bahwa manusia suka bercerita dengan senja–hujan yang mampu mendamaikan sisi kehidupan"
Apapun yang terbilang biarkan aku tetap menjadi payung teduh untukmu, melindungi dari derasnya air mata, menghangatkan perapian ragamu, serta menjadi penguat karsa untuk masa depanmu.
Payungku memang tak ada selamanya, lusa memang berkarat, berakhir patah maupun sayap terbelah. Tapi ketahuilah, aku menjagamu dengan tulus, dimana sebuah rasa yang hanya dipahami hati fitrah. Saat ini jika memang kau tak merasakannya maka percayalah saja bahwa gugusan bintang yang sering kau ajak mengobrol dalam gelapnya rasa-rasa keputusasaan.
Apa yang terjadi bukanlah suatu kebetulan. Sepertimu yang jatuh rasa padaku, jatuh pada kehangatan dalam heningnya malam. Semudah itu ternyata jatuh cinta.
Masih ingat obrolan singkat kita Sabtu lalu? Tersirat aku akan pergi sebentar ke kota teratas wishlist diary bersama. Tertulis disana aku pernah berjanji akan membawakamu sebuah buah tangan sebagai saksi nyata. Namun sepulang Jogja itu tak pernah kusampaikan untuk menjadi bukti kesengajaan bahwa aku terjebak memendam rasa yang sama. Menahun berlalu lahirlah pertanyaan abadi 'Apakah kau masih menjaga rasa itu?'
Kini rasa-rasanya ada sesuatu yang lebih istimewa dari Jogja yang menyadarkanmu bahwa aku bukanlah satu-satunya payung yang pernah meneduhkan laramu, lalu mengetuk hati, memberikan salam dan mengucapkan akad atasmu 'Saya terima nikahnya ... '
Komentar
Posting Komentar