"Enjoy Your Life Aja Dehh... Part. 75"

"Menyoal Gen Z dan Alpha"



Atas apa yang terjadi dalam hidup, kita hanya mempunyai dua pilihan. Pilihan pertama menerima, pilihan kedua mengeluh. Pilihan menerima menandakan bahwa sudah dewasa, sedangkan mengeluh menandakan kebodohan emosional. Tentu kita sepaket soal pandangan ini. Jadi apa yang perlu diperdebatkan lagi dalam hidup? sementara manusia sekarang selalu baku hantam soal pilihan A, B dan C dalam pilihan menu makan sampai halal haramnya mokel saat bulan Ramadan? padahal sudah jelas kedua-keduanya tidak perlu diperbedatkan karena sudah jelas hukumnya.

Sebuah survei mengatakan bahwa generasi z mengalami kemunduran pola pikir, mereka minim literasi sehingga menjadi manusia cerewet, ketergantungan terhadap teknologi, sering mempertanyakan sesuatu yang sia-sia, hanya mau bergerak jika ada hubungan dengan keinginannya saja dan cenderung memilih apa yang disukai daripada kewajibannya sebagai pelajar maupun menjadi insan kamil bagi masyarakat sekitar.

Gen z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997 sampai dengan 2012, sementara generasi Alpha adalah generasi yang lahir tahun 2013 ke atas dimana teknologi lahir pada generasi z dan semakin berkembang pada generasi Alpha. Dibalik kelebihan kedua generasi ini yang lebih melek teknologi dan mengakses informasi. Mendapatkan pekerjaan yang tak terbayangkan oleh generasi sebelumnya serta lebih efektif dan inovatif. Namun ada kemunduran pola pikir gen z dan gen alpha diatas ternyata kedua generasi ini mempunyai keresahan yang sama dalam menjalani hidup.

Keresahan-keresahan setiap hari selalu terlihat dalam media sosial mereka ibarat penampakan setan didepan mata. Sama-sama menakutkan seperti terbiasa dengan utang paylater dan bunyi "ngik ngik ngik" token listrik tiap minggunya. Generasi ini takut soal biaya hidup, perubahan iklim, pengangguran, kesehatan mental dan kekerasan seksual. Sekumpulan tema yang menjadi berita sehari-hari di gawai generasi z dan gen alpha seolah-olah didoktrin untuk membiasakan dan menghalalkan kekerasan dan permasalahan diatas adalah hal yang biasa karena setiap hari mereka selalu melihatnya di dunia nyata dan maya. 

Tentu ini menjadi perhatian khusus bagi orangtuanya, namun apa daya tidak semua orangtua bisa memahami permasalahan yang dialami oleh anak mereka. Kabar baiknya kita menemukan manusia-manusia yang tak sempurna, yang kadang terlambat menemukan kebijaksanaan. Ini menceritakan bagaimana Tuhan memutuskan untuk menjaga kita tanpa izin. Melihat bagaimana orang-orang terpilih dari setiap generasi mengingatkan bahwa sehelai daun yang jatuh tanpa seizin-Nya tetaplah menjadi garis kehidupan.

Jadi apa kesimpulannya cerita ini? seberapa penting mengenalkan proses pada kedua generasi? atau sudah malas berpikir dan berdiskusi?

Komentar

Postingan Populer